41 - Toko buku

344 27 6
                                    

"Maksud lo?" Tristan mengernyit bingung dengan jawaban yang Jeff lontarkan.

Jeff hanya diam, dia sebenarnya tidak ingin memperpanjang pembicaraan masalah ini, tapi ia juga tidak mau rasa bersalahnya terus-terusan ia rasakan jika ia masih berada di samping Rachel.

"E—– bang! Kita berempat ke belakang dulu." Kata Agam sembari melirik kecil pada Jago, Elgar dan Aldo, karena ia peka saat ini para inti Alaskar akan berdiskusi suatu hal yang mungkin tidak akan ada sangkut pautnya dengan mereka berempat. Mereka semua pun mengangguk.

"Lo pada ada masalah apa si? Gue tau ini privasi, tapi kita butuh tau karena kita semua pengin bantu lo, kalau Rachel ada sangkut pautnya sama Yugo, kita semua ada alasan untuk tau hal yang terjadi, karena itu menyangkut musuh kita." Kata Jevon, Megan melirik kecil menyadari ekspresi wajah Jeff yang tiba-tiba menjadi datar.

Jeff menghembuskan nafas, setelah ia berpikir dalam beberapa saat, mungkin benar, ia juga mungkin akan membutuhkan bantuan para sahabatnya.

Jeff kemudian memaparkan segala hal yang ia pikirkan saat ini. Dari awal mula bertemunya ia dan Rachel, masalah dengan Yugo dan alasan Yugo kenapa ia membenci Jeff yang ia ketahui kemarin.

Jeff tidak bisa menutupinya lagi, dia salah karena menutupi beberapa hal yang sedang ia hadapi. Karena tekanan yang ia rasakan, ia beberapa kali juga melampiaskannya pada minuman yang bisa membuat para sahabatnya kerepotan karena harus mengurusnya yang kadang ia ketahuan menghancurkan beberapa properti karena ketidaksadarannya kala itu. Jeff juga mengatakan semua hal ini karena dorongan dari Megan, para sahabatnya ada niat baik untuk membantu, mereka bukan sekedar teman untuk berbagi keluh kesah, tetapi juga akan setia membentengi Jeff apapun yang sedang ia hadapi.

"Lo nggak bohong kan?" Tanya Yuta tidak percaya, merasa sedikit sakit hati juga ketika Jeff mengatakan beberapa hal tentang Rachel. Ia tidak akan pernah bisa membayangkannya.

"Gue nggak akan pernah sekacau ini kalau gue bohong."

"Gue nggak terima Rachel diperlakukan kaya gitu." Kata Tristan sedikit menundukkan wajah, si periang yang biasa membantunya untuk mendekati Indiz, ternyata hidupnya tidak seriang senyumnya.

"Tapi, dengan cara lo ngehindarin dia, apa lo bisa?" Kata Megan membuat wajah Jeff seketika bimbang. Ia tidak berniat untuk menghindarinya, ia hanya ingin berkonsentrasi untuk mencari pelaku yang membuat Rachel seperti itu. Ketika ia berhadapan dengan wajah Rachel, seketika hanya ada rasa sesak dan rasa bersalah menghinggapi seluruh pikirannya.

"Gue nggak tau."

"Nggak harus ngehindar Jeff, harusnya lo hadapi segala hal yang buat lo risau."

"Gue nggak bisa ngeliat wajah dia, gue takut lebih nyakitin dia."

"Menghindar juga bukan cara yang terbaik, lo malah lebih membentangi jarak lo berdua. Bukannya lo pengin dia ingat segala hal tentang lo? Tentang kalian berdua?"

"Kali ini gue belum bisa gan, gue terlalu pengecut buat ngeliat dia, seenggaknya sampai gue nemuin pelakunya."

"Jeff tapi—–

"Ini yang terbaik menurut gue, gue bakal jalanin alurnya, gue berharap semuanya akan sama. Saat dia tau gue cuma kakak kelas berandal yang suka ke dia. Dia nggak perlu ingat gue, gue takut kalau dia ingat gue yang dulu, dia malah ingat kejadiannya saat itu juga. Kali ini gue ngerubah rencana gue, gue mau nemuin pelakunya, bukan Rachel yang nemuin ingatannya."

"Lo tau? Masa lalu hanya masa lalu, masa kini juga masa kini. Kata orang, nggak usah terlalu terbawa dengan masa lalu, karena beberapa hal bisa berubah karena menyangkut ingatan masa lalunya. Gue dulu emang ingin Rachel ingat masa lalunya tentang gue, tapi yang lebih penting, di masa kini kita berdua bisa bersama lagi kan? Semuanya cuma tentang waktu." Megan yang mendengar penuturan Jeff beranjak, ia kemudian melangkahkan kakinya ke arah Jeff kemudian menepuk pundaknya.

GANGSTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang