33 - Pernyataan bukan pertanyaan

543 44 0
                                    

Seperti yang sudah Jeff katakan tadi, setelah terdengarnya bunyi bel tanda istirahat, Rachel pun langsung berjalan ke arah lapangan belakang dengan langkah yang lumayan tergesa.

Sejujurnya, ia ingin cepat-cepat sampai ke lapangan belakang yang entah kenapa terasa sangat jauh padahal jaraknya hanya beberapa ruang dari kelasnya.

Perlahan mendekat ke arah lapangan, Rachel sudah mendapati sesosok laki-laki yang tengah berdiri memunggungi arah datangnya.

Baru saja ia akan melangkah, laki-laki di depannya itu sudah menoleh. Ia langsung tersenyum mendapati Rachel yang kini berdiri tidak jauh dari posisinya.

Jeff, laki-laki yang tengah Rachel temui itu perlahan mendekat menuju ke arah Rachel yang masih berdiri pada posisinya. Agaknya Rachel bingung harus melakukan apa, jadi ia hanya diam mematung di tempatnya.

Berapa langkah terlewati, kini Jeff sudah berhadapan langsung dengan Rachel. Tubuh Rachel yang hanya sedada Jeff membuat Rachel sedikit mendongakkan kepalanya ke atas.

Manik mereka bertemu, menatap satu sama lain dengan senyum tertahan berada di sudut bibir keduanya.

Perlahan, Jeff mengulurkan tangannya, menuju ke punggung Rachel. Dengan sekali gerakan, tubuh Rachel Jeff rengkuh ke pelukannya.

Rachel yang mendapat perlakuan Jeff hanya bisa membulatkan matanya. Wajahnya kini sudah bersandar manis di dada bidang Jeff. Dengan tangan Jeff yang terasa tengah mempererat rengkuhan di punggungnya.

Rachel sedikit menundukkan wajah, tangannya juga perlahan membalas pelukan Jeff. Tangan Rachel kini sudah berada di pinggang Jeff. Kedua tangannya bahkan tidak sampai untuk memeluk seluruh tubuhnya.

"Kangen ya?" Ucap Jeff membuat Rachel lebih mempererat pelukannya. Tanpa Rachel sadari, kini kedua pelupuk matanya sudah mengeluarkan cairan bening.

Rachel menganggukkan kepalanya, Jeff hanya terkekeh kecil karena kelakukan Rachel. "Nggak." Cicit Rachel kecil dengan masih menundukkan wajah.

"Coba liat wajah kamu." Pinta Jeff dengan suara lirih. Rachel menggeleng, agaknya ia malu dengan ekspresinya, karena hidung serta matanya yang mungkin saja sudah memerah saat ini.

"Liat sebentar ya?" Suara Jeff yang kini teramat lembut membuat Rachel seketika terhipnotis. Rachel dengan perlahan mendongakkan wajahnya, menatap ke arah Jeff.

Melihat wajah Rachel yang sudah memerah karena menangis, Jeff hanya tersenyum kecil kearahnya.

"Kenapa? Jelek ya?" Tanya Rachel, Jeff yang mendengar pun langsung menggeleng. Tangan kanannya melepas punggung Rachel, kemudian ia menyeka air mata Rachel dengan gerakan pelan.

"Masih tetep cantik, sayang." Jawab Jeff kemudian mencubit kecil pipi Rachel.

Hanya satu kata, mampu membuat Rachel berasa di hantam meteor pada rongga dadanya.

"Ap—apa si kak." Rona merah di pipi Rachel terlihat, beruntung karena ia sempat menangis jadi rona karena malu atau rona karena air mata tidak bisa dibedakan.

"Kenapa? Nggak suka dipanggil sayang?"

"N—nggak." Jawab Rachel dengan nada gugup.

"Nggak salah dipanggil sayang gitu?" Ledek Jeff pada Rachel membuat Rachel mendecak.

"Ih! Kak Jeff!!"

"Iya sayang?" Rachel mendengus membuat Jeff terkekeh karenanya. Rachel pun perlahan menguraikan pelukannya dari Jeff.

"Marah nih?" Tanya Jeff dengan masih terkekeh di akhirannya. Rachel hanya bisa mendengus, ronanya sudah terganti rasa kesal. Senang sekali kayaknya kalau Jeff meledekinya.

GANGSTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang