Malam minggu kali ini terasa berbeda menurut Rachel, bosan yang tiba-tiba datang membuat dua titisan belalang sembah kini nangkring di kamarnya.Kebosanan yang tiba-tiba melanda memang membuat Rachel tidak memiliki opsi lain selain marathon drakor atau bermain ke rumah Indiz atau Mettha. Tetapi berhubung laptop yang biasa ia pakai sedang diambil alih oleh Jeno untuk mengerjakan kerja kelompok bersama soulmatenya si Jovan, Rachel pun mengalah dan memilih menyuruh Lucas untuk mengantar dirinya ke rumah Indiz.
Awalnya Lucas menolak mentah-mentah ajakan Rachel agar ia pergi bermain ke rumah Indiz, Rachel yang menyadari sifat possesif Lucas tiba-tiba muncul kembali pun hanya mendengus, setelah ia diberi beberapa siraman rohani dari Lucas untuk tidak boleh menginap di rumah Indiz. Karena katanya pamali, nginep di rumah orang lain selagi punya rumah sendiri itu ora ilok alias kurang baik, ya gitu lah intinya.
Rachel sempat bernegosiasi agar ia diizinkan untuk menginap di rumah Indiz, karena kondisi rumah yang sepi, Danendra dan Yolanda dua hari ini akan pergi, katanya ke rumah sakit untuk mengunjungi temannya yang habis kena musibah kecelakaan, juga ada beberapa urusan yang harus cepat-cepat di selesaikan, yang membuat Rachel bersikeras untuk menginap di rumah Indiz karena ia pasti akan bosan sendirian kalau tidak ada Yolanda.
Jeno sukanya ngerem kaya ayam di kamarnya, meninggalkan hiruk-pikuk orang-orang demi nonton anime di laptop Rachel yang ia beralasan akan mengerjakan tugas. Rachel si mana tau benar atau tidak, yang Rachel tau ia sudah memberikan laptopnya pada Jeno untuk belajar.
Setelah negosiasi Lucas dan Rachel yang berujung Rachel merengek, Lucas pun tidak tega jadi ia mengiyakan, tapi bukannya menginap di rumah Indiz, Lucas malah menyuruh Indiz yang menginap di rumahnya. Beruntung Indiz tidak keberatan.
Alasan pertama Rachel tadi bersikeras untuk menginap di rumah Indiz adalah karena yang pertama ia bosan, seperti penjelasan tadi, ditambah Lucas akan lembur juga karena Danendra sedang pergi.
Yang kedua, Indiz bilang kemarin ia butuh tempat curhat, karena ada beberapa hal yang ingin ia ceritakan padanya, tumben Indiz mau curcol, jadi Rachel sangat exited untuk mendengarnya bercerita.
Kini Rachel dan Indiz sudah berada di dalam kamar, dengan tambahan Mettha yang tiba-tiba juga ingin ikut menginap.
Mereka bertiga sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing, seperti Mettha yang sedang menonton film kesukaannya dan Indiz yang mulai curhat tentang apa yang ia alami.
"Kalau menurut lo sendiri gimana?" Tanya Rachel pada Indiz yang sedang duduk berhadapan dengannya.
"Gue juga nggak tau." Indiz menunduk sembari meremas jari tangannya yang entah kenapa ia malah gugup setelah bercerita panjang lebar tentang apa yang ia alami pada Rachel dan Mettha yang tadi entah mendengar ceritanya atau tidak.
"Jadi—Rachel menjeda ucapanya, membuat Mettha menahan senyum.
"JADI LO PERLAHAN UDAH SUKA DEHH!!!!" Mettha berteriak kencang membuat Indiz sedikit terlonjak karenanya.
"Gu—gue belum suka kok, cuma a— ada yang aneh gitu." Indiz mencoba membela tentang penuturan yang sempat ia lontarkan dari lubuk hatinya yang paling dalam tadi.
"Dia ribet, cowok terberisik yang pernah gue liat. Tapi gue– jadi terbiasa sama kelakuannya."
Mettha sudah benar-benar meninggalkan filmnya, beralih melihat ke Indiz yang sedang berjuang mati-matian untuk terlihat biasa saja, padahal dirinya juga malu sedaritadi. Btw, dia sedang curhat tentang perasaanya lho.
"Apa yang lo rasa?" Rachel tersenyum jahil, tapi langsung ia tutupi dengan kedua tangannya. Takut Indiz ngamuk kalau melihatnya meledek.
"Gue ngga lebay, tapi waktu kemarin liat dia luka, gue agak– simpati?" Cicit Indiz kecil, membuat Mettha gemas ingin menonyor kepala Indiz.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER ✔
Teen FictionIni tentang Jeffrey Ragaska Dewandaru, Leader Alaskar. Ia bukan hanya dikagumi karena memiliki paras tampan dan tubuh yang proporsional tetapi ia juga dihormati karena kepiawaiannya dalam memimpin pertempuran. Rachel Adhiyasta adalah seorang gadis c...