11 - Battle basket

1.1K 82 1
                                    

"Gimana kemarin waktu di anter?" Mettha langsung menanyai Rachel ketika ia baru mendudukan tubuhnya di bangku sebelah Mettha.

"Iya, gimana kemarin waktu dianter kak Jeff." Indiz menggoncang-goncang tubuh Rachel, ikut kepo. Tumben sekali.

"Ntar dulu, gue naro tas, sabar kenapa." Rachel mendengus, belum saja ia menaruh tas di meja sudah disuguhi pertanyaan Mettha dan kekepoan Indiz yang baru kali ini terlihat, selain sifat cabe miliknya.

"Gimana-gimana." Mettha dan Indiz mengapit tubuh Rachel, membuat Rachel bergerak sedikit tak nyaman.

"Ya ampun, awas dulu sempitt!!!" Geram Rachel pada Mettha dan Indiz. Mereka berdua langsung sedikit meminggirkan tubuh.

"Gimana cepettt ayookk ceritaa." Mettha kembali memaksa Rachel, menyuruhnya untuk bercerita, karena ia memang sangat-sangat ingin tau.

"Ya, gue kemarin cuma dianter—

"Terus-terus, lo ada ngobrol apa gitu sama kak Jeff?" Potong Mettha sebelum Rachel meneruskan ceritanya.

"Nggak si, gue sama kak Jeff cuma diem aja di motor." Rachel mengendikkan bahunya.

"Ada adegan apa gitu? Kak Jeff tiba-tiba ngerem mendadak atau tiba-tiba ngegas mendadak yang buat lo jadi pelukan ke pinggangnya gitu?" Tanya Mettha. Terlalu banyak ff dan novel yang dibaca Mettha sampai membuat Mettha berhallu seperti itu. Rachel menggeleng.

"Nggak mampir ke tempat makan atau kemana gitu?" Kini Indiz yang bertanya. Rachel kembali menggeleng.

"Nggak, langsung pulang." Jawab Rachel.

"Yang bener?" Indiz sedikit ragu, padahal dia menunggu adegan romantisnya.

"Bohong lo, masa gitu doang." Ucap Mettha sedikit kecewa, mendengar cerita Rachel yang hanya seperti itu, pasti ada yang ditutupi, pikirnya.

Rachel hanya diam, tak berkeinginan menceritakan satu hal yang sengaja ia lewati untuk di bahas. Ia malu menceritakan bagian ia yang gugup kemudian lupa memberi balik helm Jeff yang masih ia pakai. Ia urungkan untuk di bicarakan karena pasti akan di tertawai oleh kedua sahabatnya itu.

Mengingatnya, membuat Rachel sedikit tersenyum beberapa saat tanpa sadar. Mettha yang melihat gelagat aneh Rachel, matanya memicing penasaran.

"Heyy gadiss— ucapnya membuat Rachel dan Indiz menoleh ke arahnya.

"Lo di cium kan?" Ucap Mettha membuat Rachel tersedak karena terkejut, mendengar ucapan Mettha yang tidak pernah ia pikirkan sama sekali. Indiz membulatkan matanya.

"Nah, iya kan. Wah bener-bener kak Jeff, nyolong start gitu amat." Mettha menggelengkan kepalanya, merasa miris sekaligus heran pada Jeff dan Rachel.

"Wah wah, nggak beres nih." Indiz ikut menggeleng.

"Sembarangan, nggak lah, otak lo mikir jauh banget." Balas Rachel.

"Kan gue cuma nebak, siapa tau beneran tapi lo nggak mau cerita, ya nggak ndiz?" Mettha mengusap kepalanya bekas toyoran Rachel, kemudian menaik turunkan alisnya menghadap Indiz. Indiz hanya membalas mengangkat kedua jempolnya.

"Otak sama mulut sering-seringin disaring." Rachel mendecak sebal.

"Tapi, Kak Jeff— Rachel menggantungkan kata-katanya.

"Kenapa?" Mettha menoleh, mengangkat kedua alis, penasaran dengan kelanjutan kata-kata yang akan Rachel ucapkan.

"Ah enggak, gue ngrasa pernah liat dia sebelumnya." Rachel mengernyit, mencoba berpikir. Rachel yakin, ia pernah bertemu Jeff, tapi ia tidak mengingatnya sama sekali.

GANGSTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang