60 - Motif

268 23 5
                                    


Ting!

From unknown number—

Rachel, ini kak Jeff. Kamu udah bangun kan?
Ada hal yang mau kakak sampaikan, nanti sore kita ketemu di taman ya?

Ps : ponsel kak Jeff retak karena jatuh dari motor, jadi kakak pake ponsel temen dulu.

Rachel menahan nafasnya sesaat setelah ia mendapatkan pesan dari Jeff. Ada beribu rasa bahagia yang mulai menyelimuti perasaannya ketika Jeff kembali menghubunginya, ada beratus kata yang ingin ia ucapkan pada Jeff tentang dirinya dulu juga dirinya saat ini, dan ada satu hal yang ingin ia lakukan bersama Jeff ketika bertemu nanti.

Mimpi buruk dan mimpi Jeff yang sempat Rachel alami, membuka lembaran baru tentang apa yang Rachel pikirkan. Entah mengapa, kini Rachel tengah merasakan perasaan hebat yang mengguncang hatinya, bahkan hingga dadanya merasa sesak sendiri.

"Kak Jeff, Rachel sayang kakak."

Lelehan air mata perlahan membasahi pipi Rachel, ia mengulum bibir untuk menahan isak. Tak mampu lagi menjelaskan bagaimana perasaan yang tengah ia rasakan saat ini. Ia bahagia, ia sangat bahagia karena bisa mengenali Jeff lagi. Ia sangat bahagia karena dirinya masih mengingat perasaan yang ia punya pada Jeff. Ia sangat bahagia walaupun dirinya sempat menderita.

Dengan Jeff yang ada di sampingnya, Rachel ingin mengganti penderitaan yang ia alami, beralih menjadi sebuah ruang kebahagiaannya.

Rachel sangat menginginkannya, sungguh.

RachelAdhyst

Bisa kita ketemu saat ini juga kak?

Baru saja Rachel mengirimkan pesan itu beberapa saat, tanda biru telah terbaca terlihat, dan digantikan dengan sebuah balasan singkat.

From unknown number—

Boleh.

Rachel langsung beranjak dari tempat tidurnya, kemudian melangkahkan kaki sambil tangannya mengambil hoodie biru untuk ia pakaikan di tubuhnya.

Dengan langkah yang terburu-buru, Rachel keluar rumah dengan dada yang berdegub kencang. Ia tak tahu kenapa, tapi dadanya seolah tengah memberikan dua penafsiran berbeda tentang apa yang terjadi di sana. Seolah, hatinya tengah berkata bahagia, tapi juga takut secara bersamaan

Tak terlalu menunggu waktu yang lama saat Rachel kini sudah berhasil menghentikan satu taksi, dan langsung saja ia langsung masuk ke dalamnya segera.

Butuh waktu sekitar lima belas menit lamanya untuk ia pergi ke taman yang di maksudkan oleh Jeff. Saat taksi yang ia tumpangi berhenti di depan taman yang dimaksud, Rachel langsung keluar kemudian mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru taman yang mulai sepi.

Rachel berputar-putar tak tentu arah dengan pandangannya menyapu seluruh sudut demi sudut taman yang tengah ia pijak.

Tapi nihil, hingga tubuhnya terasa kelelahan karena berlarian kesana-kemari,  ia masih tak menemukan Jeff di mana-mana.

"Kak Jeff dimana? Rachel pengin ketemu kakak." Cicit Rachel dengan nada parau, sedari tadi ia mencari Jeff dengan air mata yang mulai membasahi kedua kelopak matanya, membuat segukan kecil terdengar mengalun menemani pencariannya karena mulai merasakan perasaan cemas.

Rachel beralih, duduk di atas bangku yang di sediakan di sana. Pikirannya hanya ingin memikirkan hal positif, berharap Jeff memang masih menuju ke sini.

Tapi, pikirannya itu tak bertahan lama saat tiba-tiba saja dari arah belakang, ada sebuah sapu tangan putih mencoba menutup mulutnya. Rachel yang terkejut sempat memberontak, mencoba bertahan sekuat tenaga untuk menghentikannya, tapi nihil, tubuhnya sudah mulai terkulai lemas dengan kelopak mata yang perlahan mengatup sebelum ia melihat siapa yang melakukannya.

GANGSTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang