"Woeyy, kak Theo mau kesini!!" Evelyn berteriak kencang yang membuat para murid cewek berteriak tidak jelas.
Rachel hanya menguap, ingin menikmati kembali mimpi tadi yang sempat terhenti karena teriakan cempreng Evelyn, tapi ia urungkan.
"Lo nggak bohong kan? Kak Theo mau ke sini?" Nayy langsung berdiri dari tempat duduknya, menuju ke arah Evelyn dan menanyainya dengan nada yang menggebu-gebu.
"Beneran lo beneran??" Mettha ikut antusias, karena Theo, kakak kelas yang merangkap menjadi seorang ketua osis di Alaska akan memasuki kelasnya. Waktunya tebar pesona, pikir Mettha.
"Iya, pak Jordi yang ngampu informasi ekskul nggak bisa masuk, katanya ada urusan. Jadinya Osis yang ditugasin buat nginformasiin ekskul." Evelyn menjelaskan dengan mata berbinar.
"Cucii mataaa akhirnyaa." Mettha memeluk dirinya sendiri, sambil membayangkan kakak Osis yang tampan.
"Duh, gue harus touch up nih. Bedak gue luntur nggak ya?" Mettha langsung duduk lagi di samping Rachel. Dirogohnya tas, kemudian Mettha langsung mengambil alat make up yang biasa ia bawa, untuk jaga-jaga saja agar tidak keliatan burik kalau pergi-pergi.
"Selamat pagi semuanya." Theo memasuki kelas sembari menyapa adik kelasnya. Diikuti Vier, Juan dan Hera di belakangnya.
"Pagii kakkk." Jawab serempak semua siswi dengan semangat, murid cowok hanya mendengus geli.
"Mohon maaf menganggu waktunya sebentar." Theo mulai berbasa-basi.
"Iya emang ganggu." Timpal Ken yang langsung mendapat jitakan Leon. Theo hanya tersenyum, yang membuat murid cewek memekik tertahan.
"Perkenalan nama dulu aja ya, nama kakak Theodoric Aldama Maheswara. Biasa di panggil kak Theo, kelas 11 MIPA 2. Kakak disini menjabat sebagai ketua Osis di SMA Alaska." Murid cewek langsung bertepuk tangan, bahkan ada yang berisul kencang.
"Ini ada juga kak Javier Alkana, panggil aja Kak Vier. Ada Kak Juanda Prajapati, panggil aja Kak Juan. Dan yang terakhir Kak Michella Hera Adisti panggil aja kak Hera. Udah tau semuanya kan?" Mettha menjawab dengan antusias, sedangkan Indiz hanya melihat dengan tatapan tak berminat. Beda lagi dengan Rachel, dirinya sedang menahan kantuk karena tadi malam ia marathon drakor sampai jam 2 pagi, yang membuatnya mengantuk dan agak tidak konsen. Efek karena penasaran episode kelanjutanya.
"Kedatangan—
Tak tahan dengan kantuk yang melanda, Rachel pun melipat tanganya di atas meja, kemudian menidurkan kepalanya di atas tangan, untuk bantalan. Mencoba mencari posisi ternyaman untuk melanjutkan tidurnya. Niatnya si setidaknya tidur sebentar karena masih ada Osis di depan, kesempatan untuk tidur ketika para Osis lagi nerangin sesuatu, pikirnya.
"Kedatangan para kakak Osis disini mau membagikan formulir ekskul, yang mau ikut sesuaikan dengan hobi masing-masing aja, ada banyak kok ekskul di Alaska ini. Yang berminat langsung aja masuk ke ekskul yang diinginkan ya." Theo menyerahkan selembaran kertas formulir kepada anggota Osis lain, dirinya hanya berdiri di depan papan tulis dan memantau semua murid kelas 10 IPS-2 itu.
Pandangan matanya jatuh ke arah perempuan yang tengah menelungkupkan wajahnya di atas meja. Tanpa pikir panjang, Theo berjalan ke arahnya. Mettha tercekat ketika ketua Osis itu datang menghampiri mejanya. Indiz yang posisi duduknya di depan Mettha dan Rachel hanya memandang acuh.
"Kak—
Suara Mettha terpotong ketika Theo menyentuh rambut Rachel dan mengelusnya pelan. Yang membuat seluruh orang disana menoleh. Rachel masih tidak bergeming, Mettha yang kaget hanya bisa membulatkan matanya.
Dirasa belum cukup, Theo kembali mengelus rambut Rachel, Rachel yang merasa terganggu pun perlahan bangun dari posisinya. Mengerjapkan mata, ia mendapati si ketua Osis berada tepat di depanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER ✔
Roman pour AdolescentsIni tentang Jeffrey Ragaska Dewandaru, Leader Alaskar. Ia bukan hanya dikagumi karena memiliki paras tampan dan tubuh yang proporsional tetapi ia juga dihormati karena kepiawaiannya dalam memimpin pertempuran. Rachel Adhiyasta adalah seorang gadis c...