HAPPY READING💚
Dua minggu berlalu setelah pelaksanaan ujian akhir semester, hari ini pembagian rapot. Tak hanya pembagian raport saja, tahun ini juga sekaligus kelulusan para kelas 12. Tentu acara sangat meriah, sejak beberapa hari yang lalu telah banyak orang yang bekerja untuk acara ini, terutama anak OSIS.
Setelah selesai beberapa acara yang dikhususkan untuk kelas 12, saatnya untuk pembagian rapot. Orang tua yang datang hanya untuk kelas 12, yang lainnya mengambil rapot sendiri. Kecuali bagi orang yang punya masalah.
Pembagian rapot diadakan di kelas masing-masing. Alwan duduk ditempatnya dengan gelisah, kebiasaan dari SD masih saja melekat padanya.
Tahu bahwa dirinya tidak akan mendapat peringkat setidaknya masuk 10 besar, tapi selalu saja jantungnya berasa dag dig dug. Apalagi semester ini penentu mereka naik kelas atau tidaknya, makin tidak karuan saja perasaan Alwan.
"Le, wajar gak sih kalo gue gugup?"
"Kenapa lo? Tinggal ambil doang abis itu pulang, di mananya yang gugup?!"
"Ya nggak tau. Coba lo raba dada gue."
Alwan memaksa tangan Alendra mendekat pada dadanya, dan Alendra memang merasakan jantung sahabatnya tidak normal.
"Lo gak sehat?" tanya Alendra agak panik.
"Kalo gak sehat gak mungkin gue datang." Karena kesal cowok itu membanting lengan Alendra yang masih berada di dadanya.
"Heh diem gak lo?!" bisik Naya dengan nada mengancam.
Alendra cengengesan sambil meletakkan telunjuknya di bibir, saat itu mereka terfokus pada guru yang di depan.
Tidak heran jika Dika lagi yang mendapat peringkat pertama, kedua masih sama si Risa, dan yang ketiga Juan. Setelah penyebutan juara langsung pembagian rapot, untungnya tidak ada yang tinggal kelas.
Kalau kata Johan mah SMA mana mungkin ada yang tidak naik kelas, sebab gurunya juga tidak mau menampung orang-orang bego.
Apakah salah satu dari anggota para ANJAY ada yang masuk dalam 10 besar? Tentu tidak. Jawaban yang mereka dapatkan hasil menyontek tidak menjamin benar semua, nyatanya mereka mendapat nilai dengan rata-rata 7.
Sesuatu yang dilakukan dengan buruk, tidak akan mendapat hasil memuaskan.
"Weh gila anjir si Juan," celetuk Yovie.
Saat ini mereka sedang berjalan menuju pulang. Karena akan libur jadi komunitas mereka pun ikut libur. Jika ada masalah sangat mendesak dan serius, maka mereka akan menerimanya.
"Dari dulu juga pinter kali," ucap Naya.
"Oh, iya gitu?" Yovie terlihat tidak percaya.
"Si Juan lebih milih Yasmin daripada si Naya gara-gara gak bisa diandelin. Masih mending si Yasmin rangking lima, lah si Naya?"
"Ale!!" Naya memukul lengan cowok itu menggunakan rapotnya begitu kencang.
Jangan tanyakan rapot Naya rusak atau tidak. Rapotnya bukan lagi seperti jaman dulu yang modelnya kayak buku. Rapot mereka menggunakan map tebal yang isinya hanya kertas selembaran.
Kebayangkan gak bagaimana sakitnya dipukul dengan map tebal seperti itu?
Johan menempatkan diri di tengah-tengah mereka agar melerai perkelahian. "Kita jadi gak?"
"Apaan datang-datang langsung ngomong jadi," sentak Alendra. Karena jalannya terlalu sempit, cowok itu berpindah posisi menjadi di belakang.
"Katanya kita mau liburan. Tiga hari tiga malem."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...