Seganteng-gantengnya orang, pasti ada aja yang gak tertarik sama pesonanya. Dan terima kasih buat lo yang namanya Cinta. Ini pertama kalinya derajat gue sebagai cowok diinjak-injak.
Johan Adiwasma Mahesa
HAPPY READING💚
Mengabaikan teman-temannya yang masih memperdebatkan masalah rokok, Naya mengambil ponselnya yang bergetar. Ada pesan masuk dari Dika yang bertanya keberadaannya sekarang.
"Itu salah lo, Jo."
"Kok salah gue? Jangan pada muna dah lo, gue tau kalo di rumah lo juga sering nyebat."
"Oh tidak! Bisa-bisa gue disleding sama Bunda."
Yovie memperhatikan Naya yang sedang menghabiskan kopi susu miliknya sampai tandas. Lalu gadis itu berdiri dan mengambil uang dari saku bajunya.
"Mau ke mana lo?" tanya Yovie.
"Udah selesai kan? Kita ke kelas yuk." Naya menyimpan uang 20 ribu itu di meja.
"Lah mau ngapain lo? Di sini aja lah, jamkos juga," cetus Alendra.
"Oh yaudah, gue ke kelas duluan."
"Heh jangan ngambek gitu, bareng dong!" Alendra menarik tangan Naya sehingga gadis itu duduk lagi. "Woy, bayar lo pada!"
Mereka masing-masing mengeluarkan uang dengan nilai yang sama.
"Buru-buru ke kelas emang mau apa sih?" tanya Alwan sembari berdiri dan bersiap untuk memberi bayaran pada bi Ani.
"Si Dika nyariin gue. Katanya ada yang mau diomongin."
Yovie mengernyit bingung. "Lo ada hubungan apa sama dia?" tanya cowok itu kurang suka.
"Apaan sih?"
"Lo makin deket aja, apa udah pernah jalan sama dia? Oh, atau lo udah pacaran lagi."
Naya menatap Yovie aneh. Mengapa temanya itu jadi marah begitu? Lagian kapan juga Naya bisa jalan sama Dika. Bahkan nuduh sampai jadian pula.
"Dasar anak dakjal!"
"Ngapain lo bilang gitu!" sentak Yovie.
Johan dan Alendra sampai keheranan. Mereka tahu bahwa ucapan Naya hanya bercanda, dan biasanya juga Yovie tidak akan langsung marah hanya karena hal sepele.
"Ya omongan lo tuh fintah!"
"Itu aslinya!" balas Yovie tak ingin kalah.
"Emang iya ya?" tanya Johan akhirnya.
"Nggak. Coba inget, kalian ajak main gue aja kan sering gue tolak. Lo pada juga tau alesannya. Lah si Yovie bilang gue udah jalan sama Dika, kan fitnah."
"Yo, jangan gitu kalo gak ada bukti," bela Alendra.
"Tapi masih ada bukti lain. Kalian gak sadar Naya sering ngobrol berduaan sama Dika?"
"Anjer! Ya wajarlah namanya juga temen sekelas. Kalo gue sering ngobrol sama Alwan tanpa kalian, bakal curiga kalo gue pacaran sama dia?"
"Apaan dah nyebut nama gue?" kata Alwan yang baru saja datang setelah membayar.
"Udah lah mau ke kelas." Naya berdiri kembali dan pergi begitu saja. Lalu disusul Alwan dan Johan.
Di sana tinggal ada Yovie dan Alendra. Mereka sama-sama memperhatikan temannya yang sedang berjalan semakin menjauh. Yovie masih dengan raut wajah kesal, dan Alendra seakan linglung.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...