[26] Kenapa Gak Bisa?

1.5K 298 44
                                    

HAPPY READING💚

Di kamar serba pink Alendra terlihat betah melihat sang Ibu yang sedang mengurus adiknya sehabis dimandikan. Harum khas bayi memenuhi ruangan itu membuat Alendra tidak ingin pergi dari sana.

Bertahun-tahun Alendra menginginkan moment seperti ini. Mengurus adik, mengajari adik, sampai menjahilinya. Sejak kecil Alendra sudah membayangkannyan dan diumurnya yang ke 17 akhrinya terwujud. Padahal Alendra sudah berpikir bahwa ia akan jadi anak semata wayang.

"Le, ini ada Naya!" Bian datang dengan seorang gadis di sampingnya.

"Sini dulu, Nay!" ajak Alendra. Naya mengangguk, lalu menghampiri Alendra.

"Papa mau ke bawah dulu. Mah!"

Rere menoleh pada suaminya yang mengirimkan kode. Wanita itu hanya terkekeh saat menyadarinya.

"Kalian mau ada acara apa di rumah Yovie? Kenapa gak di sini,l sekalian bisa temenin Abel."

"Kita mau konser, Mah. Kalo di sini mah bukannya ajak main adek malah jadi gangguin," ucap Alendra.

"Kamu mau konser kayak bisa nyanyi aja."

Wanita itu memakaikan kupluk pada Abel. Pada bagian depan kupluknya itu terdapat gambar beruang. "Bisa jagain Abel sebentar? Mama mau samperin Papa dulu."

"Boleh banget, sama Ale mah bakal aman."

"Percaya deh sana anak Mama yang paling ganteng. Naya juga tolong dijagain ya, gak bakalan lama."

Rere membereskan tempat dan peralatan yang dipakai Abel tadi, lalu disimpan di laci dekat jendela. "Jagain ya, gak bakal lama kok."

"Siaap Mah."

Kedua remaja itu langsung menghampiri Abel yang ternyata tidak tertidur. Abel berada di kasur tanpa ranjang, dan banyak sekali boneka-boneka di sekitar tempat tidur itu.

Tempat yang sedang mereka duduki sekarang, boleh ditiduri siapa pun karena bisa menampung 3 orang dewasa. Sedangkan khusus untuk Abel tidur berada di box bayi yang berada di sampingnya.

"Wah, Abel wangi banget." Naya tidak bisa menahan diri untuk mencium bayi itu.

"Ih, senyum. Senang ya ketemu kakak Naya," ucap Alendra.

Jarang-jarang Abel melek seperti ini dan tidak nangis. Biasanya kalau sudah mandi, bayi itu akan lanjut tidur.

Alendra terfokus pada Naya yang sedang mengajak ngobrol Abel. Meskipun Abel tidak paham, tapi dia selalu tersenyum. Senang ada yang mengajaknya ngobrol.

"Mama idaman."

"Hah?" Gadis itu menoleh dengan alis mengernyit.

"Elo. Enam atau tujuh tahun ke depan lo bakal jadi Mama."

"Ya iyalah."

"Dan gue Papanya."

Naya tergelak dengan candaan sahabatnya. Abel yang merasa bahwa Naya sedang memberi lelucon padanya, ikut tersenyum sambil menendang-nendang kakinya.

"Kita bakal jadi Papa Mama." Cowok itu sudah kesemsem mendengarnya.

"Tapi sama pasangan masing-masing. Gue sama suami gue nanti, dan lo sama istri lo."

Dan seketika wajah Alendra berubah datar. Ini rasanya babi banget! Kayak lo digombalin buaya tapi nyatanya dia gak serius dan udah punya cewek lain. Padahal udah melayang-melayang tinggal nunggu 6-7 tahun lagi.

"Emang gak bisa kalo kita jadi pasangan?"

Ini serius, Alendra menanyakan ini serius untuk masa depannya.

THE ANJAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang