HAPPY READING💚
Jumat siang setelah pelajaran berakhir, ketiga remaja berseragam pramuka sedang duduk di bawah pohon sisi lapangan. Semuanya tengah menikmati es kirimnya masing-masing.
Alwan kali ini bolos eskul karena kegiatannya berada di luar. Naya sendiri tidak ekskul karena silat minggu ini diliburkan, pelatih mereka sedang ada urusan. Sedangkan Yovie tahu sendiri kan? Saat ini dia belum punya eskul yang baru.
Jangan ditanyakan kemana dua orang lagi. Tentu mereka berada di club basket sekarang.
Seperti biasa lapangan utama dipakai anak-anak paskibra untuk latihan. Mereka-mereka itu memang benar orang-orang yang punya fisik kuat. Di jemur di siang bolong begini tanpa minum, dan berteriak saling menyahut.
"Ngerasa ngenes gak sih sama diri sendiri?" celetuk Alwan.
"Ngapain kasian sama diri sendiri? Emang kita kenapa?" tanya Naya.
"Orang lain pada eskul, lah kita kek anak anjing kehujanan di bawah pohon gini."
"Dih, gue ogah disamain sama anjing," sahut Yovie.
Alwan memperhatikan cowok itu yang sedang menjilati es krim rasa coklat. "Yo, cobain dong punya lo. Rasa vanilla kek hambar gini ya."
"Nggak mau. Ntar jigong lu nempel lagi."
"Salah sendiri kenapa pilih rasa itu," ujar Naya.
"Kan biar kompak aja. Lo rasa strowberry, si Yovie coklat, gue yang vanilla." Yovie dan Naya tekekeh.
"Geblek lo. Siapa suruh begituan sih? Beli mah yang lo suka aja." Yovie melirik Alwan yang cemberut. "Abisin dah tuh es krim."
Dengan sedikit kesal cowok itu kembali menjilat es krimnya yang mulai meleleh. Mungkin karena efek terik matahari yang terlalu panas hari ini.
"Tapi Yo, emang lo gak ada rencana cari ekskul baru?" tanya Naya.
Yovie mengedikan bahu. "Gue ngerasa gak ada yang cocok."
"Udah, lo masuk silat aja sama si Naya."
"Boleh aja sih, tapi ntar barengnya sama kelas sepuluh. Gimana, Yo?" Cowok itu menggeleng sambil tertawa pelan.
"Gak perlu mikirin eskul buat gue."
"Gimana sih lo, eskul itu wajib. Lumayan lah buat nambah-nambah nilai. Berasa diri lo pinter aja," cibir Alwan.
Tapi Yovie tidak merasa tersindir sama sekali. Memang benar nilai akademiknya kurang bagus.
"Eh lo gak ada rencana lagi?" tanya Yovie pada Alwan untuk mengalihkan pembicaraan.
"Belum nemu," jawabnya terlihat tidak perduli.
Di sini Naya sadar diri melihat reaksi Alwan yang begitu. Pasti mereka masih kepikiran tentang pembicaraan dua hari yang lalu.
"It's okey, Wan. Kita masih punya waktu satu setengah tahun lagi." Yovie menepuk-nepuk bahu temannya.
"Hey! Kalian lagi ngapain di sini?"
Ketiga orang itu serempak menoleh ke belakang. Reza berdiri tegap dengan kedua tangan dimasukan ke dalam kantung celana. Lelaki itu tidak menatap marah, melainkan bingung.
"Pak Reza gak bakal hukum saya kan?"
Lelaki itu mengerutkan kening, lalu berjalan untuk lebih dekat dengan 3 orang siswa yang sedang asik bersantai.
"Kamu bolos ya, Wan?" tanya Reza dengan ekspresi dibuat-buat agar Alwan semakin terpojokkan.
"Maafin saya Pak, eskul hari ini di luar Pak terus jauh lagi. Jangan laporin saya ke BK ya." Alwan memperlihatkan ekspresi memelas dengan mata yang terus berkedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...