HAPPY READING💚
Belum sampai kelas tapi Naya sudah dicegat oleh segerombolan cowok. Tidak, ini bukan orang-orang yang ingin malak uang. Tapi mereka sedang menuntut penjelasan karena sore kemarin langsung diusir dari rumahnya.
Tentu orang-orang yang dimaksud menghalangi jalannya adalah teman yang sudah Naya akui keberadaannya di muka bumi ini. Mungkin hampir 4 bulan kemarin anggap saja Naya berteman dengan makhluk goib.
"Awas dah minggir, diliatin banyak orang tuh. Malu anjir!" geram Naya.
Udah mah ngalangin jalan orang, bikin kerusuhan lagi. Siapa yang menanggung malu? Tentu Naya yang masih normal dibandingkan mereka.
"Jawab dulu pertanyaan dari kita. Kenapa si cumi itu bisa di rumah lo? Apa hubungan kalian?" cerca Alendra dengan semangat berkoar-koar.
Ini tidak bisa dibiarkan, apa hubungan sahabatnya dengan sang musuh?
"Atau jangan-jangan ... lo udah nikah sama dia?" tambah Johan.
Alwan terkejut mendengar penuturan itu. "Serius?! Jadi selama ini, musuh kita adalah suami dari sahabat kita?"
"Anjing bukan gitu, harusnya sahabat kita adalah istri dari musuh bebuyutan kita," ujar Yovie dengan wajah seriusnya.
"Kurang asik tuh, Yo!" sahut Johan. "Suami sahabat kita adalah musuh bebuyutannya."
"Kagak, makin gak jelas aja. Yang bener itu, sahabatku menikahi seorang musuh dari sahabatnya," timpal Alendra.
Naya semakin bingung saja dengan mereka yang memperdebatkan sesuatu tidak benar. Tetap berada di sana hanya bikin malu. Tanpa permisi Naya mulai meninggalkan mereka. Tapi sayangnya, Yovie telah dulu menahan gadis itu sebelum jauh.
"Lepasin gak?!" sentak Naya.
"Gak sebelum lo jelasin dulu!" perintah Yovie
"Tapi jangan di sini."
"Yaudah kita ke kantin?" saran Alwan.
Ketiga temannya mengangguk setuju, lalu menyeret paksa Naya untuk ikut bersama mereka.
Naya dipaksa duduk. Tempat duduk mereka tidak jauh dari jalan keluar kantin. Gadis itu dihampit oleh Yovie dan Alwan. Sedangkan Alendra dan Johan berada di depannya.
"Ayo jelasin! Apapun itu ceritanya kita bakal denger, walaupun gue harus bersahabat dengan musuh," ujar Johan.
"Apaan sih lo pada? Gue belum nikah anjir, KTP aja belum buat!"
"Ya terus si Rangga cumi itu siapanya lo?" tanya Alwan.
Naya sebenernya tidak ingin ada yang tahu kalau dirinya dengan Rangga adalah saudara. Ini juga sudah menjadi kesepakatan mereka dengan alasan yang berbeda-beda.
Tapi, keempat temannya sudah melihat langsung kejadian kemarin. Dan ia tidak mungkin untuk berbohong dan mencari alasan lain.
"Gue— saudaraan!" ungkap Naya agak gugup.
"APA?"
"Iya. Rangga itu kakak gue," jelas Naya.
"Kakak tiri maksud lo?" kata Alendra memperjelas maksudnya. Tapi Naya malah menatapnya bingung.
"Nggak kok," jawabnya.
"Masa sih?"
Naya semakin bingung dengan Alendra. Apa yang sedang dipikirkan cowok itu? Mengapa bisa menyimpulkan begitu, padahal Naya sendiri sudah menolaknya.
"Kenapa sih?" tanya Yovie ikut bingung.
"Ya aneh aja, gue kira mereka saudara tiri gitu."
"Papa sama Mama gue gak pernah cerita apapun. Dan akte kelahiran gue juga nama mereka," jelas Naya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...