[55] Belum Ada Solusi

1.1K 217 33
                                    

HAPPY READING💚

Pagi sekali sebelum matahari terlihat Naya sudah berada di kelasnya. Ralat, hari ini mendung dan sepertinya matahari tidak akan muncul untuk sementara waktu.

Gadis itu merasa tidak tenang menunggu keempat sahabatnya datang. Sejak kemarin sore Naya tidak bisa menghubungi yang lainnya, kecuali Alwan. Di grup saja mereka keluar dan hanya menyisakan Alwan juga.

Naya yang tidak tahu apa-apa tapi malah jadi penyebab utama. Adil? Tidak. Tapi Naya akan berusaha agar membuat persahabatannya kembali. Walaupun dirinya harus mudur ia rela, asal ketiga sahabatnya akur lagi.

Di saat sedang merenung, ada dua orang yang masuk ke kelas. Yang berada di depan itu Dika dan dia menyapa Naya. Lalu yang berada di belakangnya adalah Johan, tapi cowok itu masih seperti kemarin.

"Jojo," sapa Naya dan langsung berdiri. Tapi Johan tetap tidak merespon dan berlanjut ke tempatnya.

Dika yang baru saja melepas tasnya tidak sengaja melihat ke arah mereka. Dia kaget saat melihat Johan yang acuh pada Naya, biasanya cowok itu yang paling ricuh saat bertemu Naya untuk menggodanya. Dika ingin bertanya, tapi ia tidak enak jika nantinya akan melukai perasaan salah satunya. 

Lalu dia pun duduk dan berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi pada mereka, padahal sebenarnya Dika sedang mengawasi.

Dari arah luar terdengar keramaian tawa, pelakunya ternyata Alendra dan Alwan. Tapi saat mata Alendra beradu pandang dengan Naya, wajah cowok itu seketika jadi datar. Naya yang ingin menyapa pun tidak jadi setelah melihat reaksi Alendra.

Menyadari itu Alwan langsung menghampiri Naya dan menyapa. Naya tetap menjawabnya meski tidak terlihat senang karena kedua sahabatnya begitu acuh.

Sedangkan Dika merasa lega saat Alwan masih menghampiri Naya, setidaknya hubungan mereka baik-baik saja kan?!

Alwan yang sudah duduk ditempatnya ikut merasa tidak enak, canggung dan juga bingung. Keinginan Alwan mereka tidak perlu sampai perang dingin seperti ini, namun ia sedang berusaha mencari cara. Semoga beberapa hari kemudian mereka kembali seperti dulu lagi.

"Jo, ada PR gak sih?" tanya Alwan.

Dan Johan hanya menggeleng saja. Rasanya Alwan kehilangan sifat Johan yang biasanya selalu ceria.

Naya yang sudah duduk kembali melihat interaksi dua orang itu, Alwan yang tidak salah juga menjadi sasaran perang dingin. Saat bersitatap dengan Alwan, cowok itu tersenyum seolah memberitahu kalau ia tidak masalah.

Lalu selang 5 menit setelah kedatangan Alwan dan Alendra, Yovie juga datang sendirian. Cowok itu behenti sejenak di depan pintu, memperhatikan tempat duduknya yang masih berada di belakang Alendra. Dua sahabatnya tidak menengok sedikitpun pada dirinya, hanya Alwan yang menatapnya dengan diam.

Beralih pada Naya yang sedang menatapnya, tapi gadis itu masih melemparkan senyuman. Yovie membalasnya dengan senyuman tipis, kembali berjalan tapi bukan ke tempatnya, melainkan tempat Juan yang tidak ditempati siapapun.

Johan tetap acuh menyadari kalau Yovie tidak duduk lagi bersamanya, justru ia senang agar tidak terlalu canggung. Untuk saat ini Johan memilih jauh dari para sahabatnya.

Tapi bagi Naya, dia semakin merasa bersalah setelah melihat semuanya. Johan yang tidak menyapa balik, Alendra yang dingin, dan Yovie yang menjauh.

😺THE ANJAY😺

Istirahat tiba, tapi tidak ada seorang pun yang mengajak Naya untuk ke kantin bareng. Alwan saja yang ingin mengajak langsung ditarik keluar oleh Alendra. Kini Naya hanya menyaksikan teman-temannya sudah keluar kelas.

THE ANJAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang