[58] Masanya Akan Berakhir

1K 191 33
                                    

💚HAPPY READING💚

Tok tok tok

Ketukan pintu itu telah mengganggu kegiatan Alendra bersama sang adik yang sedang bermain di ruang televisi. Alendra harus benar-benar menjaga Abel agar tidak boleh menangis. Mamanya sedang pergi belanja kebutuhan bulanan dan ia tidak mau mengajak Abel pergi karena balita itu baru bangun dari tidur siangnya.

"Abel tunggu bentar ya, kakak mau ke depan dulu."

"Nanana..." Abel berceloteh layaknya anak kecil yang menolak untuk ditinggal. Bahkan seolah dia mengerti ucapan kakaknya dan memintanya untuk ikut.

"Uh... Abel penakut nih. Yaudah sini kakak gendong."

Begitulah Alendra pada sang adik, ia sangat memanjakannya. Cowok itu tidak pernah berani untuk memarahi atau ngambek seharian karena kesalahan Abel.

Pernah ada kejadian di mana laptop miliknya tertumpahi air yang tidak disengaja tersenggol Abel, tapi Alendra tidak marah pada siapapun padahal dalam laptop itu banyak file penting.

Saat Rere meminta maaf atas kesalahan anak bungsunya, justru Alendra menjawab kalau itu salah dirinya tidak bisa menjaga barang dengan baik. Rere pun tidak menyalahkan Alendra sepenuhnya karena anak laki-lakinya itu sedang mengerjakan tugas tapi ia malah memintanya untuk menjaga Abel.

Sambil menggendong Abel di tangan kanannya cowok itu membuka pintu yang tidak henti-hentinya diketuk, padahal ada bel mengapa milih yang manual?

"Udah gue duga...."

Alendra berdecak pelan melihat para sahabatnya. Lihat barang yang mereka bawa, apa mereka berniat pindah dan mengungsi di rumahnya.

"Hallo Abel adikku yang paling cantik," sapa Naya dan langsung menghampiri balita itu. Dengan gembiranya Abel meminta untuk digendong.

"Lu pada mau ke mana dah?" tanya Alendra setelah Abel berpindah gendongan.

"Emang gak tau ya, kan kita rencana mau pesta," jawab Johan.

"Di rumah gue? Kapan, kok gue gak tau?!"

Alwan menepuk pelan bahu Johan. "Heh kita kan cuma bilang ke Tante Mom doang."

"Mom gak ngasih tau, Le?" tanya Yovie.

"Nggak," jawabnya seperti belum mengerti dengan adanya pesta apa.

"Yaudah sih ntar juga ngerti. Masuk dulu yuk, jangan sungkan-sungkan." Naya masuk begitu saja ke rumah mewah itu dan juga meninggalkan tas bawaanya. Alendra sampai dibuat geleng-geleng.

"Kayaknya bakal ada yang jadi nyonya rumah ini," celetuk Yovie menahan tawa sembari mengikuti Naya masuk.

"YO JANGAN NYARI MASALAH LAGI DAH!" teriak Johan.

Saat Alendra tidak begitu merespon perkataan Yovie, Alwan malah mengangkat tangannya bahwa dia tidak ingin terlibat masalah lagi itu lagi. Cukup kemarin ia selalu disalahkan padahal tidak terlibat.

Karena tak ada pembicaraan lagi satu-persatu mereka mulai masuk, dan yang terakhir kalinya adalah si tuan rumah. Alendra mengambil tas Naya yang dia tinggalkan, masih terheran-heran kenapa mereka membawa barang yang cukup banyak. Apa pestanya berlangsung 3 hari 3 malam?

Saat di dalam cowok itu hanya melihat Naya bersama sang adik tengah bercanda. Ia mencari keberadaan 3 teman yang lainnya di arah dapur dan meja makan, namun tidak terdengar sama sekali.

"Yang lain pada kemana?"

"Nyimpen barang ke kamar lo. Eh itu sekalian dong punya gue hehe," titah Naya.

THE ANJAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang