[12] Brother

2.5K 400 45
                                    

HAPPY READING💚

Karena masih trauma dengan kejadian kemarin, kelima remaja itu memutuskan untuk istirahat di kantin sekolah. Untungnya mereka keluar lebih dulu dari kelas karena gurunya ada urusan sehingga bisa mendapatkan tempat.
Kantin semakin ramai, banyak orang yang melihat mereka dan bilang "Oh itu ...." Banyak juga yang berkata bahwa Naya satu-satunya cewek yang kemarin ikut tawuran.

Sebenarnya ada dua opini tentang Naya. Pertama Naya ikut tawuran dan yang kedua Naya adalah korban yang ingin membela diri.

Tapi sepertinya itu tidak terlalu penting. Karena yang diperbincangkan sampai ramai itu, kok bisa seorang gadis berani melawan sedangkan 4 cowoknya malah sembunyi di balik pohon. Itu yang bikin mereka salah fokus jadinya.

Johan berdecak. "Anying kesel!"

Batagor yang biasanya enak karena bumbu kacang khas mang Sehuna, kini terasa hambar bagi cowok itu. Kesal bukan karena batagornya, hanya saja Johan risih dengan murid yang bersebelahan dengan mejanya.

"Lo napa dah? Pas pagi aja puas ngeledek gue," cibir Alwan.

Seperti cowok itu sudah melupakan hal itu, sekarang ia terlihat sangat menikmati sepiring batagornya.

"Kalian ngerasa risih gak sih? Gue gak nyangka banget bakal seviral ini. Parahnya makin sini bukan soal Naya lagi, tapi kita yang diomongin."

Alendra melirik murid cewek yang berada di sebelah mejanya. Diyakini bahwa cewek-cewek itu memang suka bergosip. Dari tadipun ia mendengar pembicaraan mereka, bahkan melebar kemana-mana sampai masalah gudang itupun mereka tahu.

"Santai aja sih gue mah. Orang muka gue gak keliatan. Kan—" Alendra merilik Alwan.

"Apa lo!" sentak Alwan dengan mata melotot.

"Le, mereka udah tau makanya diomongin. Ini gara-gara si Amora, dia tag kita semua dikomentar," jelas Yovie sambil memainkan ponsel.

"Serius? Kapan tuh bocah tag kita?" tanya Alwan tak santai.

"Lo gak buka hape? Gue dapet notif dua jam yang lalu."

"Aing dah males buka instagram. Udah tau dah bakal gini," kata Alwan.

"Nay, lo gimana? Buka ig?" tanya Yovie.

Gadis yang sedang menikmati batagornya tanpa memperdulikan mereka yang membicarakan dirinya, hanya mengangkat bahunya dengan acuh.

Jujur ia risih, tapi Naya coba untuk tidak peduli. Masalahnya ia sedang lapar, pagi tadi tidak sarapan. Jadi ya ... urusan perut lebih utama dulu.

"Gimana sih lo?"

"Yo, kenapa gue bisa gak tau berita ini karena gue gak buka ig. Kuota gue cuma bisa chatting doang."

"Anjing parah si babi. Kagak ada paketan bilang sama gue." Alendra terbahak.

"Anjing ya anjing, babi ya babi," celetuk Naya tanpa menatap Alendra. "Lagian gue bukan si Alwan yang udah jadiin instagram itu dunianya."

"Hari ini kagak, Nay. Gue jadi takut sekarang."

"Halah tai lo, Wan. Besok-besok gak bisa lepas lagi tuh," ledek Johan.

THE ANJAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang