[24] Terima Kekalahan

1.5K 298 24
                                    

HAPPY READING💚

Baru babak pertama turnamen Alwan merasa haus setelah berteriak tidak mau kalah oleh Amora dan anak-anak cheerleader lainnya. Cowok itu segera menghentikan live streaming.

"Ke kantin dong gue aus nih," ajaknya.

"Males dah. Lo aja sana gue titip."

"Idih maunya aja lu!" sentak Alwan pada Yovie. "Nay, ke kantin yuk beli minum."

Naya mengangguk. "Ayo. Sekalian gue juga mau ke toilet."

Saat mereka sedang berjalan menuju pintu keluar, pertandingan babak pertama telah selesai. Para pemain beristirahat di sisi yang berbeda. Begitupun juga dengan anak-anak cheerleader yang langsung bergabung.

"Gilaa, kita kalah skor," ujar Alwan.

"Itu tuh pemain yang ituh, mainnya keren bener. Ah kalah anjir temen gila gue sama dia. Ganteng lagi! Wan, apa ini yang disebut cinta pandangan pertama?"

"Mana gue tai pacaran aja belum. Lo sendiri tuh yang pernah ngerasin gimana."

Mereka sudah berada di luar. Mungkin karena tidak ada yang belajar, makanya di luar juga ramai. Ada yang main futsal atau hanya nongkrong di koridor.

"Gue juga gak tau kan waktu pacaran sama Juan bukan cinta pandangan pertama."

"Jijik dah gue." Alwan bergidik. "Udah lah Nay kayak gue aja gak perlu cari pacar."

Naya mengernyit. "Lah, bukannya tujuan kalian pengen terkenal sekalian cari pacar?"

"Itu mah si Jojo, Yovie sama Ale. Gue mah cuma ikut-ikutan aja Nay. Intinya tujuan gue pengen terkenal."

"Pusing gue, sampe sekarang gak ada rencana apa-apa, gimana mau maju?!"

"Ada dong, Badrun! Tau sendiri akhir-akhir ini kita ada masalah terus. Bikin konten horor-horor malah dituduh. Kita gak tau apa-apa malah disangka ikutan tawuran. Belum lagi ngurusin pemilihan OSIS sampe berbulan-bulan. Lo kira selama itu gue gak mikir apa?"

Naya hanya mengangguk-angguk saja. Anggap ia percaya dengan ucapan Alwan.

"Gue ke toilet deh, lo aja yang pergi sendiri ke sana. Gue juga beliin minuman apa aja deh asal enak."

"Lah kagak mau sendiri, ntar ditinggal lagi."

"Kagak anjir! Kita ketemuan lagi di sini. Lagian gue juga mana berani ke sana sendirian."

Setelah beberapa saat membujuk cowok itu Naya berbelok menuju toilet. Dan Alwan terus lurus untuk ke kantin. Saat masuk toilet di kelas 10 itu, di sana ada sekitar 3 orang cewek dengan seragam khas, mereka pasti dari sekolah tetangga.

Ketika Naya masuk, mereka langsung terdiam dengan wajah tegang dan tidak tenang. Tapi ada satu cewek berambut lurus itu malah terlihat ketakutan. Karena tidak bisa menahan lagi keinginannya, Naya segera berjalan ke bilik paling ujung tanpa tersenyum pada orang-orang tadi.

Di dalam bilik Naya mendengar keributan, dia juga mendengar rintihan kesakitan. Dari kata-kata yang terdengar kasar, Naya bisa menangkap bahwa pembahasan itu tentang laki-laki. Dan orang yang membentak itu tidak rela jika seorang cowok itu menjadi pacar orang lain, mungkin orang yang sedang mereka bully sekarang.

Karena terdengar semakin tidak terkendali, Naya buru-buru keluar setelah selesai. Dilihatnya seseorang dengan rambut sebahu bewarna brown itu, melayangkan tangannya siap untuk memukul. Naya segera berlari dan menahan tangan itu agar tidak mengenai orang lain.

THE ANJAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang