[33] Tersenyum Kembali

1.5K 269 33
                                    

HAPPY READING💚

Dua hari tidak bertemu Naya, apalagi sempat ada kabar mengejutkan. Para remaja itu tak sabar ingin bertemu sahabatnya. Banyak sekali pertanyaanya untuk si gadis itu, tetapi yang lebih penting ingin tahu kabarnya bagimana.

Mereka masih berada di parkiran menunggu Naya yang belum datang. Sudah dua kali mereka ditegur penjaga sekolah untuk segera ke kelasnya masing-masing, karena hari ini seperti biasanya diadakan upacara.

Yang mereka fokuskan saat ini melihat ke arah gerbang. Sampai Reza menghampiri mereka saja tidak sadar.

"Kalian kenapa masih di sini?" tegur guru itu.

"Lagi nungguin Naya, Pak." Alwan menyengir.

"Nunggu di kelas juga bisa. Limabelas menit lagi upacara loh." Mereka saling lirik dan bingung untuk menjawab.

"Yaudah, saya duluan."

"Iya, Pak!"

Yovie memperhatikan punggung Reza sampai lelaki itu masuk ke area sekolah. Lalu ia menatap teman-temannya.

"Naya belum pulih kali, makanya gak sekolah."

"Lah, semalam bilang dia mau sekolah," ujar Alendra.

Johan mengangguk. "Dan tadi pagi juga udah gue tanya, Naya bakalan masuk."

"Iya. Mendingan kita nunggu dia di kelas aja. Tuh pak Dan udah lihat ke sini terus. Daripada kita bikin masalah, yang ada malah ngaruh sama komunitas baru kita."

Setelah beberapa saat hanya terdiam dan saling lirik seolah sedang mengobrol lewat telepati, mereka akhirnya memutuskan untuk ke kelas sekarang. Bisa jadi ucapan Yovie ada benarnya, Naya mungkin belum sehat.

Saat yang lain mulai meninggalkan parkiran, Alwan melihat lagi ke arah gerbang yang dijaga oleh beberapa orang.

Alwan berniat menolehkan kepalanya ke depan, namun matanya lebih cepat menangkap seorang gadis yang berjalan masuk ke gerbang.

"NAYA!" pekiknya kegirangan.

Bahkan tanpa memberi tahu yang lainnya, cowok itu sudah berlari menghampiri Naya.

Tiga yang lainnya saat mendengar teriakan Alwan yang terlalu kencang, langsung menoleh dan melihat sahabatnya sedang berlari. Namun mereka lebih senang melihat seorang Naya sudah datang.

Awalnya Naya biasa saja saat Alwan meneriaki namanya, ia juga sadar bahwa banyak orang langsung melihat ke cowok itu.

Namun, Naya tidak menyangka kalau Alwan akan memeluknya di tempat umum seperti ini, dan lagi yang lainnya malah ikutan. Kini mereka seperti teletubbies.

"Woy, jangan bikin gue malu!" ucap Naya sembari melepaskan mereka agar tidak memeluknya lagi.

"Ayang beb lo hampir bikin gue terjun aja," ujar Johan.

"Senangnya lo udah dateng," sahut Alwan. Dia paling erat memeluk Naya.

"Iya iya, tapi lepasin dulu. Gue malu, engap lagi."

Baru saja Naya menghirup udara, Alendra langsung memegang kedua bahunya dan menghadapkan pada cowok itu.

"Heh bilang sama kita, kenapa lo jalan kaki? Ngapain lo, lagi jalan santai?!" cercanya.

"Le!" Naya menepis tangan sahabatnya.

"Gue bakal jawab semua pertanyaan kalian. Tapi plis lah ajak gue ke kelas, ini asli malu banget dilihatin."

Sontak keempat remaja itu menoleh ke segala arah yang ternyata kebanyakan orang sedang melihat mereka. Banyak yang memperlihatkan wajah kesal dan jijik, iyalah kek ngapain aja pelukan di tengah jalan.

THE ANJAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang