[40] Comeback

1.2K 233 17
                                    

HAPPY READING💚

Tiga hari telah berlalu, saat ini mereka bersiap untuk pulang. Acara yang awalnya hanya untuk main-main, nyatanya banyak pelajaran yang diambil, salah satunya perdamaian. L

Delano tidak lagi acuh dan bersikap dingin, cowok itu lebih akrab dengan semuanya. Mungkin saat ini mereka sudah berteman.

"Ini barang biar mobil gue aja yang bawa," ucap Delano saat menghampiri Alendra.

"Gak papa nih?"

"Santai aja. Yakali semua barang di mobil lo semua. Lagian gue juga ikut andil."

Alendra tersenyum kecil, dia menganggukinya. Lalu mereka menggotong benda itu menuju mobil milik Delano. Terkadang dua remaja itu tertawa karena membawanya tidak hati-hati.

Kegiatan mereka tidak lepas pandang dari para gadis, terutama Nadia yang begitu senang melihat pacarnya akrab dengan yang lainnya.

"Nay, aku makasih banget karena kamu udah ajak kita buat liburan bareng kalian. Walaupun sebelumnya mereka ada masalah, tapi karena kalian juga Delano jadi begini."

Naya ikut tersenyum. "Santai aja, Nad. Gak seharusnya temen-temen gue bersikap kayak gitu sama pacar lo. Itu gak sepenuhnya salah dia."

"Nggak, itu memang salahnya Lano."

Di saat dua gadis itu saling meminta maaf atas kelakuan para cowok beberapa hari yang lalu, Alina justru memperhatikan seseorang yang telah menarik perhatiannya.

"Lo bersyukur punya sahabat yang peduli sama lo."

"Siapa? Gue, Lin?" tanya Naya.

Alina mengangguk. "Iya. Berasa banget dilindungiin pacar. Lo mah gak perlu nyari pacar, kalo mereka aja udah posesif sama elo."

"Enaknya begitu, tapi gak semua orang seneng dapet perhatian lebih. Gue sendiri kadang kurang suka sama sifat mereka yang begitu, gue ngerasa kalo gue beban buat mereka."

"Lo gak peduli sama perhatian mereka?!" tanya Alina dengan nada tidak suka.

Naya terkekeh. "Bukan gitu, bukan juga gue gak suka diperhatiin. Tapi dalam persahabatan harus ada keseimbangan. Kalo mereka baik, gue juga harus baik. Kadang mereka melakukan itu, tapi gue nggak. Terlalu sering begitu buat gue jadi kurang nyaman, gue rasa gue nggak baik buat mereka."

Alina tidak lagi bertanya karena salah satu sahabat Naya sedang berjalan menghampiri.

"Nay, ntar balik mampir dulu ke rumah si Ale."

"Gue doang, Yo?" tanya Naya.

"Ya kagak, gue sama yang lain juga ikut. Tadi Mom telepon gue bilangnya begitu. Nelepon ke si Ale nggak diangkat katanya," jelas Yovie. Cowok itu sudah berdiri di samping Naya.

"Nggak bakal kesorean gue baliknya nih?"

"Gak tau."

Yovie sadar dirinya sedang diperhatikan oleh seseorang, tapi saat ia menoleh gadis itu langsung tertunduk. "Ntar gue anter pake motor biar cepat deh."

Alina menatap iri pada dua orang itu. Yovie. Entah sejak kapan ia menjadi seperti ini pada seseorang. Mungkinkah Alina telah baper pada sosok Yovie.

THE ANJAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang