HAPPY READING💚
Sekelompok remaja telah memenuhi dua meja panjang di Happiness Cafe. Tempat yang pas untuk para remaja nongkrong, pokoknya kafe ini adalah pilihan cocok bagi anak muda.
Awalnya mereka sepakat untuk merayakan kemenangan Dika di malam minggu. Malam itu kan memang cocok untuk berkumpul.
Tapi banyak yang menolak karena mereka punya kegiatan masing-masing, terutama dari geng Amora. Jadi, mereka memutuskan lagi untuk malam ini saja.
Sayangnya, ada saja orang yang tidak hadir. Dari 30 murid kelas yang datang sekitar 17 orang. Termasuk Naya tidak hadir, sudah jelas gadis itu tidak akan diberi izin oleh orang tuanya. Dan yang lainnya tidak ada kabar sama sekali.
"Si Jojo gak datang nih?" tanya Alendra sambil melirik jam tanganya. Sudah 20 menit mereka di sana.
"Tadi sore udah setuju. Cuma gue chat gak dibales," sahut Yovie.
"Ditelepon biasa aja kali. Keliatan banget gak punya pulsa."
Yovie melotot kesal pada Alwan. Kalau saja cowok itu duduk di sampingnya, sudah digetok pakai kotak tisu.
"Jaman sekarang kan jamannya whatsapp, apa-apa pake kuota."
"Bilang aja kagak punya duit buat beli pulsa."
"Kalo gitu lo aja sana yang telepon," sentak Yovie.
"Gue kagak punya nomer si Jojo kalo telepon biasa," jawab Alwan dengan santai.
Dika sedari tadi mendengarkan perdebatan mereka malah mengerutkan keningnya. "Bukanya nomer dia sama kayak nomer whatsapp kan?"
"Iya." Yovie tersenyum kecut. "Bilang aja lo tuh yang kagak punya pulsa."
Yovie meraih ponselnya di meja. Sebelum menelpon, cowok itu mengecek apakah chatnya sudah dibaca atau belum. Dan hasilnya masih sama.
Untung saja Yovie mendapat gratisan telepon kesesama operator dari kartunya. Kebetulan nomernya sama dengan Johan.
Langsung saja dia memanggil Johan dengan wajah bangga. Biar Alwan tahu kalau ia punya pulsa, padahalkan gratisan.
"Hoi Badrun! Di mana lo?"
Yovie melirik kedua temannya. Alendra yang sedang menatapnya juga, dan Alwan yang sedang berfoto sambil meminum Latte ala-ala candid. Dan yang memfotonya ialah Amora.
"Di rumah."
"Si babi ... lupa kalo kita mau nongki?"
Terdengar Johan berdecak. "Ingetlah, bego! Ini otw."
"Halah lo datang kita balik."
Setelah itu sambungan terputus. Alendra bertanya lewat gerakan alisnya, karena dia tidak mendengarnya sama sekali.
"Dia baru otw," jawab Yovie.
Tigapuluh menit kemudian barulah Johan datang dengan wajah kusutnya. Cowok itu langsung duduk di samping Yovie, karena hanya tempat itu yang kosong.
"Karena lo telat, lo yang bayar kita-kita." Alendra berucap dengan santai, tidak memperdulikan bahwa Johan kehausan.
"Sialan!" umpat Johan.
"Kok bisa?" Alwan mengangkat wajahnya dari ponsel.
"Apa?"
"Kok bisa telat?"
Johan mengabaikannya sebentar karena sedang minum, padahal dia belum memasan apapun. Dan itu adalah minuman milik Yovie.
"Ini juga gara-gara lo semua, bazeng! Gue harus anter tuh cewek judes jauh banget. Eh baliknya gue kena macet. Sampe rumah udah setengah tujuh aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...