[13] Support

2.5K 368 39
                                    

HAPPY READING💚

Satu hari menjelang pemilihan ketua OSIS beserta wakil yang baru, pembelajaran kurang efektif. Sering terjadi freeclass apalagi setelah sholat dzuhur. Anak OSIS terlebihnya sedang mempersiapkan tempat pencoblosan nanti, dan tempat-tempat lainnya yang akan digunakan di hari H.

Disaat anak OSIS sedang sibuk mempersiapkan untuk besok, kelas 11 IPS 3 malah sibuk mempromosikan Dika. Tahu gak? Biasanya anak IPS 3 tidak pernah kompak jika bersangkutan dengan kelas. Kini semuanya bekerja sama demi tercapainya tujuan.

Sebenarnya mereka sudah sering mempromosikan agar memilih Dika untuk ketua OSIS selanjutnya. Dan kali ini sekedar untuk mengingatkan kembali.

"Permisi kak, ganggu gak nih?" tanya Johan sambil menggoda kakak kelas dari anak IPA.

Tahu kan kalau anak IPA biasanya orang-orang yang pintar. Mana ada mereka terbuai dengan godaan Johan.

"Ada apa?" tanya cewek berkacamata dengan wajah judes.

"Ini kak, kami mau mengajak kakak-kakak semua untuk pilih Dika." Yovie memberikan selembar brosur bergambar Dika. Lengkap dengan visi dan misinya.

"Dia siapa sih? Gak pernah liat," kata mereka saling berbisik.

"Dika ini memang baru dalam organisasi. Tapi dia berusaha bakal amanah," jelas Alendra. Tak lupa memasang senyuman palsu.

"Eh mending si Rangga. Udah kebukti kan sebelumnya dia wakil OSIS."

Mendengar perkataan itu mereka mulai kesal dengan kakak kelasnya. Andai tujuannya bukan untuk mencari pendukung, sudah mereka racuni bibir-bibir tak ada akhlak itu.

"Kita lihat diperdebatan besok."

Dengan tidak sopan para ANJAY pergi begitu saja meninggalkan meja kakak kelas songong itu. Mereka berjalan menuju kantin, tapi di kantin begitu ramai dan berisik.

"Jangan cari di kantin lah. Males gue," ucap Naya. Gadis itu juga tidak ingin menganggu istirahat mereka.

"Yaudah cari tempat lain aja."

Keluar dari area kantin mereka bertemu segerombolan gadis-gadis dari berlawanan arah. Johan langsung mengeluarkan jurus playboy untuk menggoda mereka. Siapa yang tidak salting diperlakukan manis oleh cowok, apalagi sampai memuji sana sini.

Di saat Johan sudah berhasil mengalihkan mereka, Naya dan Alendra langsung membagikan brosur itu.

"Besok jangan lupa ya, pilih Radika Abiputera dari kelas IPS tiga. Dijamin bakal amanah," ucap Johan sembari mengedipkan sebelah matanya.

Adik kelas itu mengangguk sambil tersenyum cari perhatian. Sedangkan seorang gadis yang berada di barisan belakang, gugup serta malu saat menerima selembar kertas dari Alendra.

Cowok itu tidak ingat jika gadis bername tag Cinta itu pernah menyenggolnya beberapa minggu yang lalu di tempat yang sama. Beda dengan Naya, gadis itu bisa melihat sikap aneh yang ditunjukan adik kelasnya.

"Nay di sana ada orang, kita ke sana aja."

Saat Alendra menarik tangan Naya, wajah gadis itu langsung murung dan menundukkan kepalanya. Dan itu tidak lepas dari pandangan seorang Naya.

THE ANJAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang