HAPPY READING💚
Dua remaja itu keluar dari toko pakaian khusus pria setelah selesai membeli kemeja yang dicari Yovie. Itu adalah toko kedua yang mereka kunjungi, akhrinya menemukan yang Yovie inginkan.
"Lo yakin gak mau beli kemejanya sekalian?"
Naya membalikkan tubuhnya karena mereka belum jauh dari toko tadi. "Itu toko kan buat cowok, yang buat cewek mana ada lah. Gimana sih lo!"
"Maksudnya cari ke toko lain gitu. Tenang aja gue yang bayarin kok. Sisa uang jajan dari bokap yang minggu sekarang masih banyak, makanya gue nawarin lo mau beli apa nggak."
"Punya duit tuh ditabung, jangan diabisin semua. Iya lo sekarang enak, dikasih uang jajan gak pernah kurang. Ntar bokap lo gak bisa ngasih lagi gimana?"
"Nyumpahin bapak gue miskin nih."
Naya menepuk bahu Yovie lumayan keras, sampai Yovie mengaduh kesakitan dan sedikit menjauh dari Naya.
"Gue gak gitu ya."
"Iya dah iyaaa." Mereka berada di eskalator menuju lantai bawah.
"Kayaknya gue punya baju putih terus masih bagus juga. Pokoknya buat pensi aman-aman aja."
"Iya terserah lo. Sekarang kita mau ke mana?" tanya Yovie.
Naya berjalan beberapa langkah setelah turun dari eskalator. Gadis itu sedang memperhatikan keadaan sekitar.
"Lo mau traktir gue kan?"
"Hm."
"Yaudah kita ke sana," tunjuk Naya. Sebuah kafe yang jarak tidak terlalu jauh.
"Ayo!!" Yovie langsung menyeret Naya ke tempat itu.
Saat sampai Naya memilih mencari tempat duduk. Karena keadaan yang tidak terlalu ramai jadi tidak ribet mendapatkan tempat. Sedangkan Yovie pergi ke kasir untuk memesan.
Selagi menunggu sahabatnya Naya mengecek ponselnya yang sengaja dia off-kan datanya. Melihat aplikasi chatnya terlihat sepi, sepertinya para sahabat yang lainnya memang sedang sibuk. Akhirnya Naya beralih ke aplikasi lain agar tidak terlalu bosan menunggu.
Beberapa saat kemudian Yovie datang lagi dengan membawa nampan.
"Makasih Yoyoo," seru Naya dan mengambil bagiannya.
"Makasih kembali," balasnya seraya duduk.
Ditengah-tangan menikmati makanannya, seseorang datang dan langsung bergabung. Dia Amora, namun kali ini dia terlihat sendirian.
"Gue gabung ya. Untung banget gue bisa ketemu kalian, kalo nggak bisa-bisa gue kebosanan di sini."
Yovie melirik sebentar sebelum menyuapkan makanan itu. "Lagian tumben antek-antek lo gak ikut."
"Gak tau, pusing gue." Amora mengambil cup minuman milik Yovie dan langsung meminumnya. Yovie tidak sempat menegur karena sudah diminum lebih dulu.
"Eh, punya siapa ini?"
"Punya gue," kata Yovie dengan sinis.
"Hehe santai, ntar gue ganti."
Cewek itu tiba-tiba berdiri, menyimpan tas dan ponselnya di atas meja dan hanya membawa dompet ditangannya. "Gue titip dulu ya."
Selepas kepergian Amora yang sedang membeli makanan, Yovie menatap pada Naya yang tengah asik makan. "Lo gak keberatan kan?"
Naya langsung mendongak. "Apa tuh?"
"Si Mora?"
"Dari dulu kan gue gak pernah masalah sama dia."
"Iya juga sih. Kitanya kali yang terlalu baper."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...