HAPPY READING💚
"Naya?"
Gadis yang mengenakan seragam silat, keringat membanjiri kening dan rahangnya, serta rambut yang dicepol tidak rapi itu menghentikan langkahnya. Dia menoleh, tak lama kemudian melemparkan senyuman. Untungnya bukan orang yang tidak dikenal.
"Pak Reza..." Laki-laki itu tersenyum, lalu berlari kecil agar bisa menyamakan langkahnya.
"Kamu abis eksul?"
"Bukan Pak, saya cuma latihan sendiri. Pak Reza kenapa baru pulang?"
"Oh, sendiri..." gumam Reza. "Saya ada urusan penting makanya pulang telat."
Naya kembali merasa canggung. Walaupun akhir-akhir ini mereka dekat, bahkan para sahabatnya seperti menganggap Reza itu teman, tapi Naya tetap saja tidak bisa seperti yang lainnya. Ia masih belum leluasa pada Reza.
"Kamu latihan karena mau ada turnamen atau gimana?" tanya Reza.
Kalau begini Naya tidak harus pusing mikir bagaimana agar tidak terasa canggung.
"Bukan juga, Pak. Sengaja aja melatih diri sendiri biar lebih mendalami ilmunya. Saya gak mau kejadian kemarin itu ke ulang lagi. Malu banget anak silat gak bisa jadi diri," ungkapnya sambil terkekeh.
Memang benar tujuannya seperti itu. Tapi Naya juga melatih ilmu silatnya agar tidak menyusahkan sahabatnya lagi.
Dengan ia bisa menjaga diri, mereka tidak akan khawatir dan membuat masalah. Untuk masalah Cinta saja ia belum tahu apa yang dilakukan Alendra. Semoga cowok itu tidak berbuat macam-macam.
"Gak harus malu, kan drajat perempuan begitu Nay." Reza melirik Naya saat sadar perkataannya salah.
"Maksud saya bukan merendahkan kaum wanita. Pada dasarnya perempuan itu memang harus dilindungi kan. Buat apa ada pria dan wanita kalo keduanya gak saling membutuhkan."
"Kalo saya gak bisa lindungi orang lain, setidaknya saya bisa jaga diri, Pak."
Reza tersenyum diam-diam, Naya memang beda dengan gadis lainnya. Di saat para gadis lain lebih menghabiskan waktu SMA nya dengan melakukan hal yang lebih feminin, justru Naya sebaliknya. Belajar silat, mau menolong orang yang kesulitan, dan bergabung dengan teman laki-lakinya.
Begitulah yang membuat Reza tertarik dengan gadis itu. Dia ingin kenal lebih jauh lagi.
"Pak saya duluan ya," ucap Naya. Setelah Reza mengangguk, Naya menghampiri motornya.
Naya, salah kalau saya menyukaimu?
🐱THE ANJAY🐱
Alendra mengajak teman-temannya keluar malam ini tanpa ada Naya. Sejam sebelumnya Alwan memberitahu bahwa Cinta sedang berada di kafe dan kebetulan mereka tahu di mana tempatnya.
Kenapa Naya tidak ikut, gadis itu pasti tidak akan setuju dengan rencananya. Makanya rencana ini diam-diam, mau nanti Naya tahu rencana ini Alendra tidak peduli. Yang penting perbuatan Cinta harus terbalas, ya setidaknya hanya gertakan saja agar dia kapok.
"Oh malam yang cerah, beribu bintang menghiasi langit ini. Sungguh menenangkan mata."
Alwan berpuisi bermaksud menyindir. Malu dong para cowok cakep tapi nongkrongnya di pinggir jalan, padahal ada kafe di seberangnya.
"Jo, lo chat dia. Suruh naik ke lantai dua, bilang itu pesan dari gue."
"Lo gak ngajak kita, Le?" tanya Yovie.
"Biar gue urus sendiri," jawabnya. Alendra menaikan top jaket sehingga wajahnya tertutupi setengah.
"Udah gue kirim," ucap Johan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...