HAPPY READING💚
Jumat sore di saat yang lain sedang mengikuti ekstrakulikulernya masing-masing, dua cowok berseragam pramuka malah terkikik di parkiran sambil menonton dua temannya yang berada di pos penjaga sekolah.
Rencana dimulai dari mengambil kunci gudang yang katanya di pegang oleh penjaga sekolah.
Meskipun kemungkinan besar susah, karena penjaga sekolah juga memegang kunci kelas yang begitu banyaknya. Tapi Alwan dan Yovie berusaha semaksimal mungkin. Sampai hampir setengah jam mereka belum kembali.
"Le, lo yakin mereka bakal dapet kuncinya?"
"Percaya sama mereka. Kalo nggak gue sendiri yang bakal turun tangan," ujar Alendra percaya diri.
Padahal melihat mereka sedang berjuang ia malahan meringis.
"Udah lama nih lo samperin sana!" titah Johan.
"Diem dulu. Kalo sepuluh menit lagi mereka gak dapet, baru gue samperin."
"Halah ... bilang aja lo gak berani."
Alendra berdecak kesal. "Mending diem deh, banyak bacot!"
Pemilik motor yang sedang mereka duduki, datang dan menyuruh mereka untuk menyingkir. Keduanya langsung pindah dan lebih dekat dengan pos penjaga.
"Kalian berdua gak pada esksul ya?"
Dia Naya. Gadis itu datang dengan pakaian ekstrakulikuler dengan wajah lelah dan penuh keringat. Naya itu masuk ekstrakulikuler silat.
"Kita lagi nunggu si Yovie sama Alwan."
"Ngapain emang?"
"Lagi ambil kunci gudang," jawab Alendra.
Terlihat kedua teman mereka sudah keluar dari pos penjaga dengan wajah sumringah. Yakin jika kuncinya berhasil diambil.
Setelah sampai mereka berempat langsung bertos ria. Sedangkan Naya malah menggelengkan kepalanya. Dia menaiki motor yang sebelumnya diduduki Alendra.
"Minggir, minggir! Ratu mau pulang."
"Lah buru-buru amat," ucap Alwan.
"Gue pengen cepet pulang. Gerah nih."
"Lo gak mau ikutan nongkrong sama kita?" tanya Alendra.
Rencananya setelah pulang sekolah mereka akan langsung nongkrong di tempat seperti biasa.
"Lain kali aja ya. Capek banget gue."
Naya menghidupkan motornya. Sebelum pulang gadis itu bersalaman dengan keempat teman cowoknya sebagai tanda perpisahan.
"Duluan manteman."
"Awas, jangan lupa malam minggu!" teriak Alendra. Namun tak ada respon karena motor itu semakin jauh.
"Kita jadi kan ke Happiness Cafe?" tanya Johan.
"Ya jadilah."
Mereka meninggalkan parkiran dengan motornya masing-masing. Bukan motor yang gagah dan keren, mereka hanya pengguna motor metic biasa.
Tapi cuma Johan yang punya motor sport. Biasalah wajah-wajah yang suka cari perhatian, tapi sayangnya sampai saat ini masih jomblo.
🐱THE ANJAY🐱
Naya mengendap-endap meneliti keadaan rumah. Dari arah tangga terdengar suara seseorang yang sedang turun. Naya menormalkan ekspresinya, ia berpura-pura untuk ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...