HAPPY READING💚
Sudah kembali lagi ke sekolah, sekarang ini Naya dibuat gelisah. Beberapa jam lagi menuju jam istirahat itu artinya para sahabatnya akan melapor tentang kejadian malam minggu itu.
Selama pelajaran berlangsung Naya tidak bisa fokus sama sekali. Ia terus melamun dan memikirkannya, apa ia harus membiarkan Rangga tertangkap?
Tapi, bagaimana dengan perasaan orang tuanya nanti. Pasti mereka akan membencinya karena tahu dirinya lah yang menyelidiki kasus itu.
Akhrinya waktu istirahat tiba, Naya semakin tidak tenang. Apa yang harus dia lakukan, membelanya atau menjebloskan?
"Nay, kuy ah!" ajak Alwan dengan penuh semangat.
Bagaimana tidak merasa hebat, ini adalah penyelidikan mereka yang sangat berat, tapi dalam satu kali percobaan sudah berhasil.
"Guys, gue mau ngomong dulu bentar."
"Apa sih sayang..." Johan duduk di kursi yang berada di depan meja Naya, sedangkan yang lain berdiri.
"U-untuk Rangga, gue mohon jangan libatin."
Akhrinya, Naya memilih untuk melindungi kakaknya.
"Wah, gak bisa gitu dong!" pekik Alwan. Beberapa orang yang belum keluar kelas langsung menatapnya.
"Tapi ... d-dia kakak gue."
Kali ini Alendra tidak ingin mendukung Naya. Bagaimana pun orang yang salah tetap harus dapat hukuman dan masalah ini bukan masalah ringan.
"Gak! Kita tetap bakal laporin walau kita gak ada buktinya."
"Le, tolong ngertiin gue!"
"Nay, kalo pun kita ngerti perasaan lo, apa Rangga peduli? Lo gak mau bales perlakukan dia, lo gak inget kelakuan dia?" Alendra tertawa sinis.
"Dan gue gak akan bela dia walaupun status dia kakak lo!"
"Gue mohon! Lain kali gue gak akan minta permohonan sama kalian, gue janji ini terakhir kali."
"NAYA! GUE BILANG NGGAK!"
Mendadak terdiam setelah Alendra pergi dari kelas, sudah pasti tujuannya bertemu dengan pembimbing mereka, Reza.
"Sorry Nay, Rangga salah. Gak seharusnya ini dibiarin," ucap Alwan dengan nada sendu.
"Tapi gue yakin dia gak ngelakuin itu."
"Itu cuma perasaan lo doang." Johan mengelus kepala gadis itu. "Maaf, Nay."
Naya rasanya ingin menangis, semuanya tidak ada yang mendukung. Ia melakukan ini bukan hanya untuk Rangga saja, tapi juga ia memikirkan orang tuanya. Jika saja Rangga dipenjara karena masalah itu, entah berapa masalah yang akan datang lagi.
"Nay gue bakal cegah, jngan khawatir!" ucap Yovie yang masih berada di sana.
Setetes air mata jauh dari mata kiri gadis itu, tapi segera dia tepis. "Gue emang salah kok, Yo."
Naya memang salah, tapi Yovie tidak terima Alendra membentaknya. Tidak seharusnya cowok itu melakukannya, masih ada cara lain untuk menolak kan?
"Lo jangan ke mana-mana ya, tenang."
Yovie tidak tega meninggalkan gadis itu. Namun jika ia membawa Naya pasti suasananya akan semakin panas.
"Nay, lo kenapa?"
Naya mendongak, ia tidak sadar bahwa Dika masih berada di kelas. Sambil tersenyum Naya menggeleng.
"Gak ada apa-apa. Dik, gue mau istirahat dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...