HAPPY READING💚
Hari selanjutnya, di waktu yang sama mereka ke tempat yang sama juga. Setelah permintaan maaf Alwan, Johan dan Yovie pada gurunya, dan juga ucapan terima kasih Naya pada semuanya. Mereka melanjutkan dengan pembahasan promosi yang sempat tertunda karena kejadian Naya.
Dan keputusannya adalah menyebarkan banner yang sebelumnya dibuat Johan di media sosial. Ada juga beberapa lembar yang dicetak dan ditempel di tempat yang sering dilihat orang. Masalah itupun sudah beres kemarin.
Kali ini 5 remaja itu datang ke basecamp baru mereka karena ada DM masuk bahwa seseorang membutuhkan bantuan mereka. Oh iya, mereka juga sudah membuat akun instagram resmi dengan nama THE ANJAY.
Alwan sengaja tidak memberi nama komunitas mereka, katanya itu terlalu panjang. Kalau dibilang panjang sih gak masalah, lagipula ada nama lain yaitu Hupers. Dasar Alwan saja yang keukeuh memakai nama ANJAY karena itu menyirikan mereka.
"Mana nih? Jangan bilang bercanda lagi," celetuk Alendra.
Mereka sudah menunggu sekitar 5 menit di luar ruangan. Dengan alasan agar orang itu tidak nyasar.
"Gak mungkin lah. Dia udah bilang mau ke sini kok," jawab Alwan. Cowok itulah yang mendapat DM.
"Santai aja lah. Tau sendiri tempat kita jauh," ujar Naya menenangkan.
Tak lama di lorong ada seseorang yang memanggil mereka. Gadis itu berlari pelan dengan nafas memburu.
"Wih, dia ternyata." Yovie menyenggol Johan agar menoleh pada orang itu.
Johan yang sedang memainkan ponselnya langsung teralihkan setelah mendapat kode. Matanya membelak saat tahu siapa orangnya, namun tidak lama memperlihatkan seringai tepat gadis itu sampai.
"Lama banget sih," gerutu Alwan.
"Salah kalian sih tempatnya jauh. Bayangin aja dari lantai dua ke sini, mana ini tempat katanya angker lagi."
"Itu rumor kali, buktinya kita beberapa kali di tempat ini gak ada apa-apa tuh."
Gadis itu menyengir pada Naya yang berucap.
"Lo ternyata." Sapaan itu langsung ditoleh dan gadis itu tersenyum.
"Eh, Johan."
"Udah gue tebak, pasti minta bantuan buat putus sama cowok lo kan?"
"Ih, kok tau?!" Bukanya merasa sedih atau kesal, dia malah kegirangan.
"Nyesel kan dulu pernah ninggalin gue."
Dengan tampang polos dia menggeleng. "Nggak. Lagian lo sendiri juga gak jelas, makanya gue gak ngerasa bersalah."
Dia bernama Elsa. Beberapa bulan yang lalu sebelum mereka naik kelas 11, Johan dan Elsa sudah dekat.
Tapi yang namanya Johan nggak mau ribet berkomitmen, tidak pernah menembak Elsa. Sampai akhrinya gadis itu memilih cowok lain yang ternyata kakak kelas mereka.
Tapi kalau pacar yang sekarang entah masih si anak badung itu atau mungkin sudah ganti lagi.
"Kita ke dalam aja yuk, biar enak ngobrolnya!" ajak Naya. Ia segera membuka kunci pintunya.
Seperti kemarin juga, Naya menempati kursi yang dekat dengan dingding dan yang lainnya memilih berdiri di dekat Naya. Padahal di samping Elsa menyisakan satu kursi.
"Jadi, masalah apa yang bisa kita bantu?" tanya Naya.
"Sebenernya gue mau tanya dulu, ini seriusan kalian bisa nolong? Soalnya gue dapet info dari ig."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...