[14] Alay!

2.2K 360 30
                                    

HAPPY READING💚

Akhirnya yang ditunggu-tunggu telah tiba, waktu pulang sudah tiba. Naya tadinya tidak ingin membangunkan para sahabatnya yang sedang tertidur. Tapi malah terganggu gara-gara teriakan dasyat Amora.

Dengan muka bantal mereka keluar dari kelas. Tak hanya para ANJAY, ada Dika juga yang bareng bersama mereka. Dan di belakang ada geng Amora beserta Yasmin dan Juan.

"Dik, pemilihan jam berapa?" tanya Amora yang sudah mensejajarkan langkahnya dengan cowok itu.

"Sekitar jam setengah sembilan mulai debat. Abis itu istirahat dulu baru pencoblosan."

"Inget tuh, Al. Jangan kelupaan bawa barang-barang yang lo maksud," kata gadis itu.

"Santai aja, Mor. Udah gue siapin dari jauh-jauh hari."

Ketika di parkiran mereka terpisah karena berbeda menyimpan kendaraan masing-masing. Alendra menghampiri Naya yang sedang sibuk pada ponselnya.

"Lo gak bawa motor kan? Biar gue anter aja."

Naya terkejut, ia menggeleng pelan. "Gak usah. Ada yang jemput kok."

"Seriusan?"

"Huum."

"Yaudah gue pulang dulu."

Naya mengangguk. Gadis itu berjalan ke pos penjaga sambil menunggu balasan dari kakaknya.

Rangga Bintang: Gw msh ada urusan. Balik duluan terserah

Gadis itu berdecak kesal. Jika saja motornya tidak disita Papanya, ia tidak akan sudi bareng dengan kakaknya. Ini juga salah dirinya yang tidak menurut pada Papanya Semoga saja hanya hari ini saja motornya disita.

Rangga Bintang: Kalo mau tungguin

Naya tidak mungkin naik ojek karena ongkosnya pasti kurang. Kalau naik angkot juga percuma. Jadi Naya terpaksa menunggu Rangga selesai dengan urusannya.

"Lagi nunggu ya?" tanya pak Dani. Naya tersenyum dan mengangguk.

"Nunggu di dalem pos aja. Cuacanya masih agak panas."

"Gak usan Pak, lasti gak lama kok."

"Yaudah saya tinggal ngga papa?"

"Iya pak."

Hampir setengah jam Naya menunggu, parkiran sudah mulai sepi. Memainkan ponselnya malah membuat gadis itu mengantuk. Untuk menghilangkan rasa ngantuknya, dia berjalan bolak-balik di depan pos penjaga.

"Nana na na nana." Naya bergumam mengikuti irama musik dari headset.

"Gila lo?!"

Gadis itu tersentak saat motor kakaknya sudah berada di depan matanya. Naya mengambil helm miliknya yang tersimpan di jok belakang motor sport. Naya juga sudah mempersiapkan jaket yang diikat di pinggangnya.

"Hebat juga temen-temen lo."

Naya diam. Ia terus saja membenarkan roknya yang terkena angin. Dia sudah menduga jika Rangga membahas masalah pemilihan OSIS.

THE ANJAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang