HAPPY READING💚
Naya keheranan saat Juan tidak berkata apapun atau membalas ucapannya menggunakan gerakan tubuh. Mata cowok itu tidak terpejam namun tubuhnya sangat lemas.
Naya mengumpat karena tidak ada orang yang membantu, tapi akhirnya gadis itu bisa membawa Juan duduk di kursi.
Setelah Naya berhasil mendudukan Juan para sahabatnya baru datang, mereka hanya menanyakan kedaan Naya padahal yang jatuh bukanlah gadis itu.
"Gue gak papa kali, tapi ini Juan malah gini."
Begitu kesal karena sahabatnya sangat berisik, sedangkan dirinya mengkhawatirkan Juan yang menatap kosong ke sembarang arah, seolah jiwanya tidak berada dalam tubuh cowok itu.
Johan yang memang orangnya selalu curiga, menyingkirkan Alendra dan Yovie agar ia bisa berdampingan dengan Juan. Cowok itu curiga kalau Juan sedang melancarkan aksi modus pada sahabatnya.
"Heh!" sentak Johan sambil menepuk bahu Juan dengan kuat, sampai cowok itu terkejut dan kembali sadar. "Jangan bohongin gue njir, gak bakal mempan."
"Jo, apaan sih!" Gadis itu membentak.
Johan berdecih. "Halaaah! Lo boleh percaya tapi gue gak bakalan."
"Gue juga," sahut Alwan mengangkat sebelah tangannya. Kali ini wajah mereka terlihat serius, sangat serius.
Naya mengabaikan dua orang itu, ia memperhatikan lagi Juan yang sedang mengelap dahi dan pelipisnya. "Lo kenapa?"
"Ng-nggak Nay...."
Sikap Juan yang ingin menghindari kontak mata dengan Naya, sangat disadari oleh gadis itu dan membuatnya semakin bingung dengan tingkah Juan. "G-gue pergi dulu."
Lantas Juan pergi dengan terburu-buru dengan cara berjalan yang tidak normal, sepertinya cowok itu masih merasakan lemas.
Dan Naya sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi dengan Juan, ia tidak melihat dengan tegas sebelum Juan terjatuh tadi. Tapi jika itu hanya pusing biasa, setidaknya Juan bisa menjawab pertanyaan langsung walaupun hanya gelengen atau anggukan kepala, tapi saat ditanya Juan seperti tidak sadar.
"Lo sepemikiran sama gue," kata Yovie dengan tiba-tiba.
Gadis itu menoleh karena kebingungannya, memangnya Yovie tahu apa yang ia pikirkan?
"Gak mungkin dia cuma modus doang, padahal kita nyadar sikap dia jelas banget aneh."
Tapi mendengar ucapan selanjutnya, Naya melemparkan senyuman pada cowok itu.
Alendra yang bingung dengan situasi hanya bisa celingak-celinguk. Jangan ditanya apa tujuan Naya dan Yovie, ia benar-benar tidak bisa menyaring. Sedangkan Johan dan Alwan terlihat tegang, mungkin dua cowok itu sedikit paham dengan situasi makanya mereka kurang menyukai.
"Yaelah gaosah sok misterius gini lah," ujar Alendra.
"Idih, siapa juga yang gitu!"
"Lo tuh Nay, sejak lo akur lagi sama mantan, lo jadi beda lagi."
Naya memutar bola matanya. Ia tidak merasa ada perubahan pada dirinya sebelum atau sesudah baikan dengan Juan. Naya masih sering terbuka dengan mereka, tapi mungkin ada beberapa hal yang tidak bisa Naya publish pada teman-temannya.
"Jangan sampe nih kita pecah gara-gara begituan," ucap Alwan.
"Begituan apa sih?" tanya Johan.
"Ya begituan, berasal dari sembilan huruf."
"Apaan sih!" sindir Yovie. "Ayo dah balik, katanya mau latihan. Jangan sampe kita bikin kecewa Dika."
"Latihan apa kalian?" tanya Naya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Teen FictionAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...