HAPPY READING💚
Kejadian Naya tenggelam kemarin itu, membuatnya tidak masuk sekolah hari ini. Ada surat izin yang memberitahukan kalau Naya hari ini sakit. Dan itu malah membuat Johan semakin merasa bersalah.
Rencananya setelah pulang sekolah mereka akan menjenguk Naya. Ingin tahu kabar gadis itu bagaimana. Naya hanya sakit biasa atau ada hal lain. Tapi Alwan mengiranya kalau Naya hanya pura-pura saja. Teman sialan emang.
"Wan kalian abis pulang sekolah mau jenguk Naya ya?" tanya Dika.
Yovie yang sedang bermain game langsung menghentikannya.
"Iya. Kenapa Dik?"
"Gue ikut boleh?"
"Boleh aja."
Dari belakang Yovie langsung menolak sehingga Dika melempar tatapan aneh. Akhir-Akhir ini sikap Yovie agak berbeda pada dirinya. Jika sedang berpas-pasan maka Yovie akan mantapnya sinis, Dika kira itu hanya bercandaan saja.
"Apaan sih, Yo! Orang mau niat baik malah dilarang," celetuk Alendra.
"Tau tuh temen lo! Masih mending ada yang peduli sama Naya. Lihat, temen sekelas gak ada yang peduli atau nanya keadaan dia. Udah jelas kemarin Naya ketakutan banget, tapi gak ada yang nanya satupun."
Yovie hanya mendelik sinis pada Johan. Bukan itu maksudnya, jika bukan Dika pasti ia setuju saja.
"Yo, akhir-akhir ini lo kok sinis banget ke gue. Ada masalah apa, ada yang salah sama gue? Kalo gue punya salah gue minta maaf."
Perkataan Dika hanya angin lalu bagi cowok itu. Yovie masih ingin membiarkan selagi dia belum mendapatkan bukti.
Dika masih menunggu jawaban dari Yovie. Jika memang ada salah ia pasti akan memperbaikinya. Jika Yovie mengkritiknya, ia akan menerimanya.
Tapi sampai guru pelajaran terakhir datang, Yovie masih bersikap acuh.
Semua murid bersiap-siap untuk pelajaran terkahir. Mengambil buku baru dengan malas, tapi semangat menggebu untuk segera pulang.
"Si Yovie napa dah? Kayak punya dendam aja sama Dika?" tanya Alwan dengan suara berbisik. Bukan takut ketahuan guru, tapi takut Yovie mendengarnya.
"Lo tau kan semenjak pemilihan itu Naya makin deket sama Dika. Yovie bilang si Dika suka sama Naya. Nah dia gak suka. Tapi kan buktinya si Dika cuma bahas organisasi aja."
"Kalo mereka jadian juga gak jadi masalah tuh." Seketika Alendra memberi tatapan tajam.
"Mau gue colok tuh mata!" sinis Alwan.
"Kalo Naya jadian, gue orang pertama yang menentang."
Alwan mengangkat sebelah alisnya. "Dih!"
Dan Alendra menangkap tatapan mengejek dari sahabat karibnya. Dia menghela nafas sambil menggeleng pelan.
"Bukan git Wan, kalo Naya pacaran waktu dia lebih banyak ke pacarnya lah."
Alwan menepuk bahu cowok itu berulang kali. "Le, Naya itu punya hidup sendiri. Naya juga punya privasi, dan kita gak ada hak buat itu."
"Y-ya, bukan gitu maksudnya!"
Bletrak!
Dua orang itu terkejut ketika penghapus papan tulis melayang ke arah meja tepat di hadapannya. Dengan was-was mereka mendongak ke depan.
"Saya panggil dari tadi gak nyahut-nyahut, hah?!"
Sial! Mereka lupa kalau pelajaran terakhir di hari rabu bagian guru killer.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ANJAY [END]
Fiksi RemajaAwalnya mereka mengajak Naya bergabung masuk ke dalam pertemanan mereka karena merasa kasihan dengan gadis itu dan juga butuh orang orang waras di antara mereka. Hingga terbuatlah nama ANJAY. The Anjay adalah sebuah nama yang diambil dari nama depan...