[9] Merasa Paling Disayangi

2.5K 419 16
                                    

HAPPY READING💚

Pergi dari kelas yang berisik itu kini Naya berada di toilet, ia mendapat telepon dari temannya. Gadis itu tidak langsung menjawab, dia sedang merapikan baju silat ke dalam paper bag.

Naya menggendong tasnya, memakai sepatu dengan asal dan mengangkat teleponnya.

"Hallo? Ada apa?"

Tangan kanannya menggantungkan tali paper bag sambil memegang telepon ke telinga. Sedangkan tangan kirinya membenarkan sepatu sambil berjalan.

"Lo di mana. Kita di koridor deket lapang."

"Ya terus?"

"Parah lo ngerjain kita. Gerbang belum dibuka."

Bruk! Naya tak sengaja menyenggol seseorang dengan paper bagnya. Fokus Naya sedang terbagi, kakinya juga belum masuk ke dalam sepatu.

"Aduh maaf," ucap Naya tanpa melihat orang yang disenggolnya.

Sedangkan seseorang yang tak sengaja terkena senggolan Naya, memperhatikan gadis itu yang sedang kesusahan. Dia terus mengoceh dengan sepatu yang belum terpakai dengan benar. Terlihat lucu di matanya.

"Iya, gue otw."

Naya memasukkan ponsel ke saku rok coklatnya. Dia berhenti sebentar untuk membenarkan sepatu. Lalu ia segera mencari keberadaan teman-temannya yang sedang marah.

Ternyata keempat temannya sedang duduk ditangga koridor menuju parkiran. Gadis itu menggelengkan kepalanya, lalu menghampiri mereka.

"Nyampah aja."

"Para lo Nay bohongin kita," kata Johan dengan wajah jelek.

"Bohong apaan?"

"Lo bilang gerbang udah dibuka."

"Kapan ya?"

Naya mengingat kembali apa saja yang telah ia ucapkan pada teman-temannya. Tapi Naya tidak merasa mengucapkan kata-kata itu.

"Ck, bego banget nih otak." Alendra menonyor kepala Naya. Gadis itu membalas perbuatan Alendra dengan menampar keningnya.

"Lo abis dari mana?" tanya Yovie.

"Toilet. Gue ganti baju tadi."

"Bilang dong kalo mau ke toliet. Jangan bilang mau pulang," sentak Johan masih tidak terima.

"Yaelah. Abis gue risih dilihatin orang. Emang si Dika gak bilang gue mau ganti baju?"

"Nggak," jawab Johan. "Sialan si Dika yang ngerjain kita "

"Dah lah. Mau balik kagak?!"

Alwan berjalan ke parkiran lebih dulu karena gerbang sudah dibuka. Lantas mereka juga mengikuti Alwan yang sudah jauh.

"Lo ikut kita ya!" ucap Alendra sambil merangkul Naya.

"Ke mana?"

"Biasa lah nongki." Naya melihat jam tangannya. Setelah dipikir-pikir gadis itu menyetujuinya.

"Nay, gue nebeng sama lo," ujar Alwan yang sudah duduk di motor Naya.

"Motor lo mana?"

"Lagi perawatan. Sini kuncinya."

Naya merasa aneh dengan Alwan. Tadi cowok itu duluan datang ke parkiran mau apa? Motor aja kan gak ada terus mengapa lebih dulu ke sana. Emang rada-rada anak satu ini.

😺THE ANJAY😺

Minggu pagi di kamar bernuansa merah hitam, keempat remaja laki-laki sedang asik dengan kegiatannya masing-masing.

THE ANJAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang