🌜-Epilog-🌛

3.8K 173 32
                                    

Happy reading💜

🌸

"Maaf karena pernah mencintaimu dengan mengatasnamakan persahabatan." -A.N.D


Setahun kemudian~

Tak terasa ujian akhir sudah selesai. Sekarang hanya menunggu pengumuman kelulusan dan mungkin acara prom night yang selalu di adakan tiap tahun.

Hubungan Kara dan Arvin berjalan baik meski beberapa kali di bumbui dengan perdebatan. Sejak kejadian tahun lalu, Nadine memang tak muncul. Arvin tak ingin benar benar yakin Nadine menghilang, mungkin saja Nadine tk muncul karena memang ia tak membiarkan Kara tertekan atau merasa marah.

Dan tentang perjodohan konyol yang selalu membuat Arvin emosi itu, ternyata hanyalah permainan Kakek nya. Perempuan yang ingin dijodohkan dengan nya adalah sepupu Vio dan juga sudah mempunyai pacar.

Kara sampai speechless mendengar pengakuan kakek. Entah apa alasan kakek Julian melakukannya.

Tak ada alasan untuk Arvin tidak marah. Tentu lelaki itu marah. Karena perjodohan itu Kara menjadi sedih. Arvin bahkan tak menyapa keluarganya selama tiga hari kalau saja Kakek Julian tak memberinya hadiah motor sport keluaran terbaru.

Oh Arvin tak akan menolak.

Satu tahun lalu Varo dan Vio resmi menikah dan membuka lembaran baru lagi untuk memulai hidup. Memang di awal mereka mengalami kesulitan. Hal wajar untuk pernikahan yang dilandasi sebuah kesalahan dan tidak ada ikatan cinta. Tapi lambat laun mereka mulai terlihat seperti suami istri pada umumnya. Varo mulai mencintai Vio, di tambah kehadiran bayi mungil di antara mereka menjadi jembatan penghubung antara mereka.

Anak mereka perempuan, cantik seperti ibunya. Namanya Asyifa Viera Dalton.

Jika dulu Varo selalu iri pada Arvin yang selalu memonopoli Kara untuk bermanja, sekarang Arvin mulai iri dan merasa kalah karena Varo lebih bebas dengan Vio yang punya hubungan yang lebih kuat dan tentu saja halal.

Ia kapan...

Pagi ini Arvin sudah berada di rumah Kara. Entah kenapa ia bisa bangun pagi di hari libur, ia saja bingung saat bangun tadi. Arvin berencana membuatkan pancake untuk gadisnya.

Ia masuk ke dalam kamar Kara. Gadis itu masih tidur bergulung dengan selimutnya.

"Sayang, wake up now." Membuka gorden hingga cahaya matahari menyinari tubuh Kara.

"Mmhh--" Kara menggeliat lalu menguap.

Arvin menghampiri Kara, mencium kening gadis itu. "Bangun, cuci muka gosok gigi terus langsung ke bawah, aku tunggu."

Kara hanya manggut manggut kecil dengan mata sayu nya. Setelah mencuci muka dan gosok gigi, ia langsung menyusul Arvin di bawah.

"Ra jangan lari!"

Kara menyengir, lalu berjalan pelan menuruni tangga. "Wow pancake! Kok tumben nyiapin sarapan?"

Arvin menggeser pancake ke hadapan Kara yang sudah duduk dengan tangan terlipat di meja makan.

"Belajar jadi suami rumah tangga yang baik."

"Terus aku yang kerja?" Tanya Kara polos.

"He'em udah aku rekrut jadi office girl."

"Jahat banget," ujarnya memukul lengan Arvin pelan.

Arvin tersenyum simpul, mencium kening Kara. "Morning sweety," ucapnya lalu duduk disebelah gadisnya.

Kara memakan pancake nya dengan lahap, sesekali melirik Arvin karena ingin menanyakan sesuatu.

Kara menggeser kursinya hingga berdempetan dengan kursi Arvin. Arvin pun menoleh dengan sedikit menunduk menatap Kara yang tengah bergelayutan di lengannya.

My Protector, Arvin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang