Jangan lupa vote dan comment nya.
Maaf kalau ada typo
Happy reading guys❤️***
"Pergi. Jangan tunjukin muka Lo lagi di hadapan Kara. Lo masih beruntung karena gue gak langsung bunuh Lo," ujarnya datar nan dingin.
Mereka bertatapan beberapa detik sebelum akhirnya Arvin pergi meninggalkan mereka. Membahas itu membuat Arvin ingin cepat cepat pergi ke rumah sakit untuk bertemu dengan Kara. Rasanya sudah tak tahan lagi, kapan Tuhan akan mengabulkan doanya? Tak banyak yang ia minta, hanya kesembuhan Kara dan hidup bahagia.
Sesulit itu kah? Dosa apa yang pernah ia lakukan hingga ia menerima hukuman sebegini beratnya.
Arvin melajukan motornya di jalan raya, bertepatan motornya yang terparkir di parkiran rumah sakit handphone nya berdering. Panggilan dari Kak Lia.
"Halo"
"Vin hiks... Kara hiks"
Arvin mematikan sambungannya dan langsung berlari secepat mungkin memasuki rumah sakit.
'tolong jangan lagi'
🌺🌺🌺
🎶Almost ia never enough - Ariana grande ft Nathan"I always get you in my mind"
•
•
•Arvin membuka pintu putih itu dengan kuat, menimbulkan suara gebrakan yang mengejutkan pendengarnya. Nafasnya tersengal dengan dada naik turun, matanya berair melihat pemandangan di depannya, sampai kakinya terasa lemas dan memilih berlutut di lantai.
"Ra..."
Arvin tersenyum lirih.
"Vino bawa Mel!! Mel gak mau disini hiks hiks DOKTERNYA JAHAT, MEL GAK MAU DISINI. VINOOO!!"
"Melody tenang ya sayang, Arvin nya udah Dateng tuh" Lia mencoba menenangkannya.
Ah jadi ini Melody.
Arvin masih terdiam di tempatnya, masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia tak bermimpi kan?
Melihat Arvin yang tak meresponnya Melody semakin menangis. "Vino gak kesini? Vino beneran gak sayang Mel lagi hiks hiks Vino jahat!!!" pekiknya memeluk Lia.
Arvin langsung tersadar, ia berdiri dan langsung memeluk erat Melody seolah tak membiarkan raga yang di dekatnya ini pergi lagi. "Vino sayang banget sama Mel, sama Nadine, Kara. Sayang banget sama kalian. Jangan pernah pergi lagi, jangan sakit lagi, gue gak suka." Arvin meneteskan air matanya, tak henti batinnya mengucapkan rasa syukur. Kara-nya sudah sadar meski alter ego nya yang mengambil alih.
"Vino kenapa Mel disini? Mel gak suka hiks hiks ayo pulang vino..." Dengan suara serak Melody terus meracau.
Pintu terbuka dengan kuat, Varo pun muncul dengan nafas tersengal. Persis seperti reaksi Arvin tadi. Lia jadi menghela nafas, lalu beranjak duduk di sofa selagi Melody di tenangkan Arvin.
"Kara, kamu udah sadar." Varo berjalan cepat menghampiri Melody yang semakin menangis saat melihat wajah panik Varo.
Melody beralih memeluk Varo. "Kak, bawa Mel pulang hiks hiks Vino gak mau bawa Mel pulang Vino jahat!"
Varo yang paham watak Melody pun mulai membujuknya seraya mengelus lembut Surai panjang gadis itu. "Mel lagi sakit, harus disini dulu sampai sembuh. Nanti kalau dokter bilang udah boleh pulang, kak Varo ajak Mel jalan jalan," ujarnya lembut yang berhasil membuat tangisan Melody mereda berganti dengan tatapan penuh harap yang ia tunjukan pada Varo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector, Arvin [END]
Teen Fiction[follow sebelum membaca⚠️] "Bagaimanapun kamu, jangan minta aku untuk pergi. Mereka bagian dari kamu, aku juga akan melindunginya." Karamel bersyukur memiliki sahabat seperti Arvin. Lelaki itu melindunginya, memperhatikannya pun menyayanginya. Bahka...