(Arvino)
.
.
."Bang Varo, Kara kenapa hiks?" Tanya Arvin yang sudah terisak.
Varo mengelus bahu Arvin, mencoba menenangkannya. "Kamu tenang dulu Vin, biar papa yang nenangin Kara"
Saat Papa Arvin -Rangga- pergi dari sana untuk menelfon dokter, Arvin menghampiri Kara dan langsung memeluk Kara yang mengerang kesakitan.
"Rara jangan sakit hiks, nanti Vino juga ikut sakit hiks" kata Arvin menenangkan Kara.
Namun di detik berikutnya tubuh Arvin di dorong oleh Kara hingga hampir jatuh kelantai kalau Varo tidak menahannya.
"Jangan sentuh saya! Pergi!" Pekik Kara histeris.
Arvin menatap Kara tak percaya. Kara menatap Arvin tidak seperti biasanya. Dan perkataan yang paling membuat Arvin sedih keluar dari mulut Kara.
"Kamu siapa? Jangan dekati saya" lirih Kara
Arvin menghampiri Kara lagi, mencoba untuk menggenggam tangannya namun kembali di tepis oleh Kara.
"K-kara, ini aku Arvin. Jangan kayak gitu lagi Kara, aku gak suka" lirih Arvin.
Mereka di buat bingung oleh Kara, sikap nya terkadang aneh membuat keluarga nya mengkhawatirkan dia.
Sejak kejadian itu, papa Arvin -Rangga- meminta persetujuan keluarga Kara yaitu Mira dan Nandra untuk memeriksa Kara ke psikiater.
Mereka setuju, mengingat apa yang Kara lewati saat itu sangatlah berat untuk anak seusianya.Arvin yang tidak tau apa apa hanya menuruti papa nya yang katanya ingin mengobati kara agar sembuh. Saat di rumah sakit Arvin dibuat bingung oleh Varo- kakak nya. Varo tampak tidak menyetujui papa nya yang membawa Kara ke Dr gangguan jiwa.
"Kara gak kenapa napa pa!, kenapa harus di bawa kesini?"
"Varo, ini untuk kebaikan Kara"
"Tapi Kara gak kenapa napa. Kemarin dia cuman kesal dengan Arvin, kenapa harus di bawa kesini?!"
Keluarga Nandra pun turut sedih, apalagi melihat reaksi dari Varo. Azillia yang melihat Varo keras kepala pun membuka suara untuk menyudahi perdebatan nya.
"Varo, kamu jangan egois. Kara kan cuman di periksa, bukan berarti dia sakit kan" ucap Lia yang membuat Varo terdiam.
Dan saat itu pula Dr. Sarah keluar dari ruangan itu bersama dengan Kara yang tampak bingung dengan susana yang mencekam saat itu.
"Kara ayo kita ke taman sama Tante" Mira membawa Kara yang saat itu nurut nurut saja ke Taman agar Dr. Sarah dapat menjelaskan dengan leluasa.
Mira dan Kara pergi berjalan menuju Taman, menyadari itu Arvin dengan semangat mengikuti Kara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector, Arvin [END]
Novela Juvenil[follow sebelum membaca⚠️] "Bagaimanapun kamu, jangan minta aku untuk pergi. Mereka bagian dari kamu, aku juga akan melindunginya." Karamel bersyukur memiliki sahabat seperti Arvin. Lelaki itu melindunginya, memperhatikannya pun menyayanginya. Bahka...