.
.
.Satu kelas Kara menoleh dengan serempak ke arah jendela. Koridor sedikit ricuh, beberapa murid tampak sangat panik dan berlari di sepanjang koridor.
"Kalian coba kerjakan dulu soal yang ibu kasih, ibu akan kembali lagi. Dan jangan berisik!" Ujar Bu Rena, guru sejarah yang terkenal ketegasannya.
"Ada apa sih elah, bikin kepo aja," kata Dinda.
"Cegat satu orang Ram!" Ujar Ebril pada Rama.
Rama berdiri dari duduk nya lalu berjalan ke arah pintu masuk. Saat salah satu murid sedang berlari ingin melewati kelas mereka, Rama terlebih dahulu mencegatnya lalu menariknya ke dalam kelas.
"E-eh k-kak Rama." cewek itu tampak sangat panik tadi, dan tambah terkejut ketika tiba tiba Rama menariknya masuk ke dalam kelas hingga fokus mereka tertuju pada cewek tersebut.
"Ada apaan sih beb?" Tanya Rama.
"Cailah, sempet sempet nya nge gembel nih bocah," sinis Egi.
"A-nu kak."
"Anu apaan?!" Saut Ebril lagi.
Dinda menatap datar Ebril yang duduk di depannya, lalu memukul pundak nya dari belakang. "Diem dulu."
"Saya gak tau pastinya kak, tapi anak laki laki SMA Pelita pada ngumpul di depan sekolah. Kayaknya mereka bakal ada tawuran," kata cewek itu.
"WHAT!! KOK GAK NGAJAK SU!!" Teriak Rama.
Kara bergerak gelisah di tempat duduk nya. Pikirannya sudah melayang kemana mana.
"Kar, lo gak papa?" Tanya Egi.
"Perasaan gue gak enak gi."
"Pasti Arvin?"
Kara hanya menelan ludah menatap Egi.
BRAKK
Mereka terkaget. Rupanya kakak kelas mereka, Arjuna yang tak sengaja menabrak tong sampah saat sedang berlari.
"Sial ni tong sampah."
"Napa dah bang?" Tanya Rama.
"Rama cepetan gerak, ikut," katanya.
"Oke deh, abang pergi dulu ya geng. Doakan abang selamat," kata Rama yang masih sempat sempatnya narsis lalu pergi mengikuti Arjuna.
"Gue mau keluar," kata Kara.
"Gak usah macem macem Kar, disini aja lebih aman," Saut Dinda.
"Tapi gimana kalau Arvin tawuran?! " Sentak Kara frustasi.
"Kok bisa sampe Tawuran sih?!" Geram Hessy.
"Cewek tadi kan bilang masih 'kayaknya'. Bisa jadi kan mereka gak tawuran," saut Adel yang juga menghampiri mereka di meja Kara.
"Dih, tau dari mana lo?"
"Ya mana tau aja kan. Aminin aja kek, semoga gak tawuran. Lo berharap sekolah kita tawuran gitu?!" Solot Adel pada Hessy.
"Y-ya enggak."
"Berisik anjir. Itu orang lagi pada reunian SMP," saut Bintang tiba tiba.
"Nah, itu tau dari mana lo?" Tanya Egi mengangkat sebelah alisnya menatap Bintang.
"Nebak aja sih."
Tiba tiba Ebril berceletuk dengan santai "Udah tenang aja, mereka gak bakal tawuran. Paling masalah doi."
"Iya tuh, biasanya sih kayak gitu. Tapi gak tau kalau sekarang," kata Bintang.
Hessy meninju lengan Bintang. "Lo niat nenangin Kara apa enggak bangke!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector, Arvin [END]
Teen Fiction[follow sebelum membaca⚠️] "Bagaimanapun kamu, jangan minta aku untuk pergi. Mereka bagian dari kamu, aku juga akan melindunginya." Karamel bersyukur memiliki sahabat seperti Arvin. Lelaki itu melindunginya, memperhatikannya pun menyayanginya. Bahka...