🌟52-until it hurts🌟

1.6K 128 9
                                    

***

Suasana mobil kali ini sepi.

Arvin sibuk mengemudi dengan sesekali melirik Kara dengan gusar. Kara sedang dalam mode ngambek seraya menatap jendela. Sedangkan di belakang mereka Jeff tengah menatap layar handphone nya untuk bercermin, wajahnya terdapat lebam akibat pukulan Arvin.

Sial wajahnya ternodai.

Arvin sudah mengetahui faktanya. Jeff itu sepupu Kara dari Lia. Sebenarnya ia tak menyesal memukul Jeff, yang ia pedulikan hanya Kara.

Arvin melirik Kara lagi, lalu menyentuh tangan Kara namun lebih dulu di tepisnya.

"Apa sih!" Sarkas Kara.

Arvin menghela nafas. "Jangan ngambek Ra, gua kan gak tau," ujarnya lemas.

"Terus lu pikir bisa seenaknya nonjok orang?" Tanyanya tanpa mengalihkan wajahnya dari jendela.

"Tuh dengerin tuh!" Saut Jeff.

Arvin melirik tajam Jeff sekilas dari kaca spion sebelum menghela nafas pasrah. Biarlah Kara seperti itu dulu, nanti juga baikan sendiri.

Sedangkan Kara semakin duduk membelakangi Arvin saat laki laki itu tak bersuara lagi. Ia lelah ngambek seperti ini tapi di pikir pikir biarlah, emang Arvin doang yang bisa marah marah, ngambek dan ngancam orang.

Tiba tiba Hp Arvin yang berada di atas dashboard berdering. Kara tak menoleh, tapi saat mendengar suara ia tau Arvin mengangkat telfonnya.

"Halo Sya?"

Kara tertegun.

Sya? Keysha maksudnya? Ngapain cewek itu nelfon?

"Kenapa? Hari ini? Hari ini gue sibuk."

Kara diam diam tersenyum miring saat mendengar perkataan Arvin.

"Besok aja gimana."

Dan senyum Kara luntur seketika.

"Oke."

Setelah Arvin memutuskan sambungan telfonnya, suasana kembali hening. Jeff pun tak ingin menyaut lagi, takut tak di ladenin.

Mereka sampai. Kara langsung turun dari mobil, diikuti Jeff di belakangnya. Kara menarik tangan Jeff untuk mengikutinya, sedangkan Arvin tertinggal di belakang.

Kara masuk ke dalam rumahnya. Disana Ada Lia dan Vany yang tengah menonton film sambil memakan cemilan. Mendengar suara pintu terbuka mereka spontan menoleh.

"Lah, Jeff?"

Jeff tak menyahuti Lia, hanya memandang sinis dan beralih tiduran di bed sofa seraya mengambil cemilan di samping Vany.

"Lu beneran disini?" Tanya Lia masih terkejut.

"You think? Gue setan sekarang?" Balas Jeff.

Jeff meringis saat sebuah tangan kecil tampak menjambak rambutnya. "Iya setan!" Pekik Vany, gadis kecil itu tampak kesal lalu merebut kembali cemilan kentang nya dari tangan Jeff.

Jeff mengelus kepalanya seraya melirik Vany penuh tanya. "Hey! Anak siapa sih?" Gerutu Jeff.

Kara yang mood nya masih buruk hanya melemaskan bahu seraya menghela nafas kecil, ia melirik sekilas Arvin yang masuk ke dalam rumah, tampak melewatinya berjalan ke dapur namun tatapannya sesekali sibuk ke Hp.

"Gue kira Lo bohong Jeff."

"Bohong gimana! Gue kan udah nelfon Lo gue lagi di indo!"

"Ya abis Lo udah lama gak muncul tiba tiba nelfon Lo lagi di indo, ya gue kira Lo bohong lah!"

My Protector, Arvin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang