Vote nya jangan lupa🌟
Happy reading❤
***
Revan memegang bahu Chelsea seraya menuntunnya berdiri. Ia masih kaget dengan keberadaan Chelsea yang tiba tiba muncul setelah kematian Reyna.
"Lo kemana aja??" Tanya Revan.
Chelsea keringat dingin. "Van, tolong gue," bisiknya.
"Apa? Kenapa lo tiba tiba muncul?" Revan terlalu bingung dengan kemunculan Chelsea yang terlalu tiba tiba. Ia pernah berusaha mencari informasi tentang keberadaan Chelsea, tapi tak mendapatkan hasil apapun, untuk itu ia berhenti mencari tahu dan berusaha tak terlalu memikirkan.
Chelsea tampak memperhatikan sekitarnya. Revan memandangnya yang tampak ketakutan dan paranoid. Untuk itu Revan menarik Chelsea ke area yang sepi. Keberadaan mereka yang berada di lantai dua mempermudah Revan untuk membawa Chelsea ke rooftop.
Disini ia jamin tak ada yang berani masuk. Karna ini adalah kawasan Arvin, siapapun yang masuk harus menerima resikonya dari geng Arvin. Tapi untuk saat ini Revan harus masa bodoh. Yang terpenting Chelsea bisa bicara dengan nyaman bersamanya.
"Now what happened?"
Chelsea tak langsung menjawab. Ia tampaknya masih belum berani berbicara. Seperti ada hal besar yang ingin ia sampaikan, tapi jika dikatakan akan membawa petaka baginya. Revan menangkap raut ketakutannya. Saat melihat mata Chelsea yang berkaca kaca, perlahan Revan mendekat dan memberi pelukan hangat.
"Its okay, tenangi diri lo," gumam Revan.
Chelsea perlahan mulai tenang. Nafasnya kembali teratur.
Revan menghela nafas pelan. Sejujurnya Revan rindu pada gadis yang di dekapannya. Karna selain dirinya, hanya Chelsea yang paling dekat dan di percayai oleh Reyna. Mereka dulunya sering bertemu, terlebih mereka satu Sd dan SMP.
"Its okay, lo bisa ceritain nanti."
Chelsea spontan menggeleng mendengar penuturannya, Revan merenggangkan pelukannya, menatap Chelsea untuk berbicara lebih lanjut.
"Ada hal penting yang harus gue bilang. Gue nahan ini dari lama."
Revan semakin penasaran. "Apa?"
"Soal kematian Reyna."
Revan terdiam. Tenggorokannya tercekat, serta perasaannya berubah tak karuan.
"Tentang Arvin?"
Chelsea mengerutkan dahi. Reaksi Revan tak seperti ekspetasinya.
"Arvin?"
"Arvin gak ada hubungan sama sekali soal kematian Reyna."
Degg
Revan membeku di tempatnya.
Jadi selama ini ia salah sasaran?
Tidak! Ia tak salah. Ia yang melihat sendiri di tempat kejadian. Ingatannya tak mungkin salah.
"Ke-kenapa lo bisa tau? Gimana lo bisa tau? Malam itu lo ada di rumah. Gue yang liat sendiri Reyna di tabrak mobil Arvin," ujar Revan bingung tambah frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector, Arvin [END]
Novela Juvenil[follow sebelum membaca⚠️] "Bagaimanapun kamu, jangan minta aku untuk pergi. Mereka bagian dari kamu, aku juga akan melindunginya." Karamel bersyukur memiliki sahabat seperti Arvin. Lelaki itu melindunginya, memperhatikannya pun menyayanginya. Bahka...