Happy reading 💜***
"Ha? Serius lu bang? Jangan prank lah, ga mood nih gua," ujar Zico saat mendapat kabar mengenai kebejatan Varo. Awalnya mereka ingin mengajak Arvin dan Kara bermain, tapi dua anak itu tak ada di rumahnya. Mereka malah menemukan Varo, Rangga dan kakek Arvin di ruang keluarga dengan suasana yang tegang.
Kakek Juan dan Rangga beranjak ke ruang kerja Rangga, mungkin ingin membahas masalah pernikahan Varo. Sebelum mereka beranjak, Rangga terlebih dahulu memberi pesan pada Varo. "Nanti malam kita datang ke rumah Vio."
Nathan dan Zico sampai melongo tak percaya. Setelah Kakek dan Rangga pergi, mereka kembali menoleh pada Varo.
"Jadi bener bang..." Ucap Nathan pelan.
Varo menghela nafas.
Zico terbelalak. "Astaghfirullahaladzim, kamu ini berdosa banget!" ujar Zico histeris.
"Nat, taun depan kita jadi om anjim!"
Nathan mendekat pada Varo. "Udah berapa lama bang?" tanya Nathan.
Varo menoleh. "Apanya?"
"Bayi nya itu..."
Zico ikut mendekat ke arah Varo membuat Varo seperti seorang ayah yang sedang berdongeng pada anaknya.
"Udah tiga minggu," jawab Varo.
Nathan berdecak kagum. "Wahh, gimana bisa bang? Kok kak Vio mau? Gua gak nyangka dia gitu gitu mau juga."
Varo menatap sinis. "Bukan dia yang mau, kita di jebak," sarkasnya.
"Woah, Sans dong bang jago."
"Berati kejadiannya sebelum Lo kecelakaan ya, bang?" Varo mengangguk.
"Tuh kan bang, gak heran. Karma tuh," saut Zico.
"Jadi kapan kawin lagi bang?"
"Nikah goblok, kawin aja otak Lo." Nathan menatap Zico malas.
"Kakek rencanain Minggu depan gua nikah. Gua gak keberatan sih, cuman kepikiran Arvin," ujar Varo memijat pelipisnya.
Kening Nathan mengkerut, Zico ikut penasaran seraya memakan keripik yang ada di toples.
"Napa si Arvin? Gak rela Lo nikah?"
Varo menggeleng. "Gara gara masalah gue, Arvin dijodohin sama kakek."
"Anjir."
Zico terbatuk.
"Yang bener aja!! Mana mau si Arvin! Anaknya nempel Mulu sama Kara, gak kebayang tar kalau nikah bukan tidur sama istri malah tidur di rumah tetangga alias Kara!" ujar Zico dengan mata melotot.
"Kok Kara kek antagonis di cerita Lo?" Ujar Nathan menatap sinis Zico.
Zico mengerjap, mendongak ke atas seperti sedang berpikir. "Ha? Perasaan Lo aja dah. Kara tetep gud girl kok, degem paling kesayangan gue."
Varo menghela nafas, lalu berdiri hendak pergi menemui Varo. Nathan mendongak.
"Mau kemana bang?" tanyanya."Mau ketemu Vio, ntar malem keluarga gue ke rumahnya," jawab Varo.
"Eh bang bang!!"
Varo yang hampir sampai ke pintu utama langsung berbalik, menatap Zico yang tengah menyengir tanpa dosa.
"Apa?"
"Ntar kalau nikahan kita dapat baju seragaman kan?" Nathan langsung mendelik mendengar pertanyaan bodoh Zico. Heran saja kenapa Zico sering belagak susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector, Arvin [END]
Fiksi Remaja[follow sebelum membaca⚠️] "Bagaimanapun kamu, jangan minta aku untuk pergi. Mereka bagian dari kamu, aku juga akan melindunginya." Karamel bersyukur memiliki sahabat seperti Arvin. Lelaki itu melindunginya, memperhatikannya pun menyayanginya. Bahka...