.
.
.Seorang laki laki membawa mobil nya ke arah gerbang SMA Dalton. Pak Sutrim yang sedang berjaga pun kebingungan dengan mobil itu. Karena merasa tidak familiar dan sekarang pun sudah jam 8. Mungkin itu Murid yang terlambat pikirnya. Pak Sutrim pun menghampiri mobil itu dan mengetuk kaca jendelanya.
"Kamu bukan anak sekolah ini ya? Ada keperluan apa?" Tanya pak Sutrim pada pengemudi cowok itu.
"Saya murid baru pak, maaf kalau terlambat, belum tau peraturannya," katanya.
"Ooh gitu toh, yaudah bapak kasih masuk. Lain kali jangan telat ya."
"Makasih pak."
Mobil itu pun melenggang masuk ke arah parkiran sekolah. Cowok itu keluar dari dalam mobilnya, memasukkan sebelah tangannya di saku celana dan sebelahnya memegang tas yang disampirkan di bahu. Tatapannya datar sambil terus berjalan menuju TU.
Saat ingin berbelok di koridor, tiba tiba ada seseorang yang menubruk nya.
Brukk
Buku cewek yang menabraknya itu jatuh, dengan terburu buru cewek itu memungut bukunya sambil mengucapkan kata maaf.
"Aduh maaf maaf, aku gak sengaja." cewek itu mendongak menatap orang yang di tabrak nya. Dan seketika juga matanya membulat dan membeku. Berbeda dengan cowok di depannya ini yang menampilkan senyum smirk nya.
"R-revan?"
Ya dia adalah Revan. Musuh Arvin yang dulunya bersekolah di SMA Pelita.
"Hai, we meet again," kata Revan.
"Ngapain lo disini?" Tanya cewek itu sinis.
Revan mengangkat bahu acuh. "Sekolah."
Revan mencondongkan tubuhnya ke arah cewek itu hingga jarak mereka semakin dekat "Akting yang bagus," bisiknya.
Cewek itu memicingkan matanya menatap Revan. Tidak mungkin Revan pindah ke sekolah ini tanpa maksud tertentu.
"Jujur! tujuan lo pindah kesini apa?" Tanyanya.
Revan kembali menegakkan tubuhnya sambil bersedekap menatap cewek di depannya. "Balas dendam, maybe."
Cewek berambut sebahu itu memutar bola mata malasnya. "Awas aja lo sampai macem macem," ketus cewek itu lalu pergi dari sana.
Revan menahan tangan cewek itu yang ingin pergi. Ia menatap manik di depannya ini, matanya menyiratkan sesuatu. Namun ia juga tau, orang di depannya ini tidak akan pernah mau mengerti.
"I miss my Arin," lirih Revan.
Cewek itu membeku,saat tersadar ia membuang mukanya "She is gone."
Revan terkekeh. "i know."
Cewek itu menghempaskan genggaman Revan, berlalu dari sana setelah melayangkan tatapan tajam.
***
Kara perlahan membuka matanya, mengedip ngedipkan matanya untuk membiasakan cahaya masuk ke matanya. Kara melirik sekitarnya. Sepi, dan ia sedang ada di brankar.
'Gue di UKS?' Batinnya.
Kara mencoba mengingat apa saja yang telah ia lakukan, namun ia tak dapat menemukan alasan kenapa dia bisa ada di sini.
Namun tiba tiba terdengar suara pintu yang dibuka. Kara menoleh otomatis ketika melihat seseorang yang masuk ke dalam. Keningnya mengerut.
"Revan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector, Arvin [END]
Teen Fiction[follow sebelum membaca⚠️] "Bagaimanapun kamu, jangan minta aku untuk pergi. Mereka bagian dari kamu, aku juga akan melindunginya." Karamel bersyukur memiliki sahabat seperti Arvin. Lelaki itu melindunginya, memperhatikannya pun menyayanginya. Bahka...