"There's a part of me I can't get back
A little girl grew up too fast
All it took was once, I'll never be the same"Demi lovato - Warrior
.
.
.Arvin mengelus surai Kara yang sedang tertidur. Mereka masih dalam perjalanan ke rumah dengan Arvin yang menyetir mobil. Sejak dari Rumah sakit tadi, Kara langsung tertidur karena mungkin efek kelelahan.
Orang rumah pun sedari tadi terus menghubungi Arvin, menanyakan kapan mereka pulang. Apalagi Arvin sempat terkejut karna yang menelfon nya adalah papanya. Berarti papanya sudah pulang dari tugas luar negeri. Ia hanya bisa menjawab mereka sedang ada tugas kelompok dan akan segera pulang. Dan setelah itu Arvin mulai berpikir keras untuk menjelaskan keadaan Kara kepada keluarganya.
Mereka tiba di rumah Arvin. Arvin keluar dari mobil lalu membuka pintu mobil sebelahnya dan langsung menggendong Kara dengan hati hati.
Arvin menghampiri sebentar bi Estu yang tampak menyiram bunga sambil berjoget ria. "Bi estu!"
"Eh ayam! Astaghfirullah vin, bikin bibi kaget aja toh"
"Abis dari mana vin? Bibi khawatir nduk Kara gak pulang pulang" kata Bi Estu.
"Abis kerja kelompok bi."
"Oh gitu, dari tadi di cariin sama den Alan," kata Bi Estu.
Arvin mengerutkan dahinya. "Ngapain bi?"
"Gak tau bibi, itu lagi di dalem main sama Varo."
Arvin menoleh sekilas ke rumahnya lalu kembali ke bi Estu. "Yaudah, Kara nya Arvin bawa kerumah dulu ya bi." izin Arvin.
"Oh siap."
Arvin berbalik lalu masuk kedalam rumah. Tampak Alan dan Varo sibuk dengan bermain game play station. Dan papa nya yang sedang membaca koran di sofa. Namun saat menyadari Arvin masuk sambil membopong Kara, mereka menghentikan kegiatan nya sejenak.
"Dari mana vin?" Tanya Papa Rangga.
"Heh, lo bawa kemana adek gue?" Tanya Varo mendelik menatap Arvin.
"Cuman ada tugas tadi," jawab Arvin.
"Lain kali inget waktu. Liat Kara sampai kecapean gitu," ujar Varo.
"Emang Tugas apa? Gue gak lihat kalian sejak jam istirahat pertama" balas Alan.
Varo menaikan sebelah alisnya menatap Arvin, meminta penjelasan. Sedangkan Arvin sedang merutuki Alan yang tidak mengerti situasi.
"Doh, nanti dah. Lo gak liat gue masih gendong nih bayi beruang. Dikira ringan apa," kata Arvin lalu langsung naik ke atas.
"Arvin, nanti turun lagi, papa mau ngomong" kata Papa Rangga. Arvin yang sedang menaiki tangga hanya melirik sekilas papanya.
Arvin memindahkan Kara dengan hati hati di ranjang. Kara memang mempunyai kamar sendiri di rumahnya, sejak kecil mereka selalu menginap di rumah satu sama lain.
Melihat Kara yang tidur dengan tenang, Arvin mengacak acak rambutnya frustasi. Memikirkan bagaimana cara menjelaskan semua ini pada keluarganya.
Arvin memandang Kara yang tampak tenang tertidur. "Lo seneng banget ya bikin gue uring uringan gini. Ck!" Ujar Arvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector, Arvin [END]
Novela Juvenil[follow sebelum membaca⚠️] "Bagaimanapun kamu, jangan minta aku untuk pergi. Mereka bagian dari kamu, aku juga akan melindunginya." Karamel bersyukur memiliki sahabat seperti Arvin. Lelaki itu melindunginya, memperhatikannya pun menyayanginya. Bahka...