Jangan lupa Vote dan comment
Happy reading 💜•
•Arvin masuk ke dalam kamar Kara ketika pelayan di rumahnya selesai menggantikan baju Kara.
Ia mendekat ke ranjang Kara, menunduk untuk menatap wajah gadisnya lebih jelas. Cantik. Sangat cantik bagi Arvin. He always felt pleasure just looking at this girl. Like serendipity.
Namun rahangnya mengeras ketika mengingat Revan yang membawa kabur Kara, dan aneh nya lagi Revan meninggalkan Kara pada Dr. Sarah. Jelas Revan tahu apa yang terjadi pada Kara. Jelasnya, Revan tahu tentang DID Kara.
Mulai sekarang ia akan semakin ketat menjaga Kara.
Arvin kembali fokus pada Kara. Ia mencium lembut hidung Kara, lalu ke kening kemudian kedua pipi gadis itu. Kelakuan Arvin itu membuat Kara terusik, hingga matanya mengerjap sebelum terbuka lebar.
"Arvin.." lirih Kara dengan suara seraknya.
"sorry I made you wake up."
Kara mengalungkan tangannya di leher Arvin, seraya ikut duduk. Entah kenapa badannya sangat lemas sekali.
"Lemes?"
Kara mengangguk lemah, bersandar pada bahu Arvin. Ia memejamkan matanya merasa nyaman saat Arvin mengelus rambut dan punggungnya.
"Ayo makan dulu, Kak Lia udah masak tuh di bawah. Ada bang Varo, Zico sama Nathan nyusul."
Kara mendongak. "Ajak Alan juga dong."
Arvin memasang wajah malasnya, melirik Kara yang masih menatapnya.
"Yaudah iya."
"Pakai telfon Lo."
Arvin mengambil handphone nya, menghubungi nomor Alan.
"Halo, Vin."
"Alaan."
"Kara?! Kamu udah di rumah?"
Kara menatap Arvin, bingung dengan pertanyaan Alan.
"Hmm iya di rumah."
Arvin berdecak, lalu mendekat ke speaker. "Udah gak usah banyak nanya, cepetan ke rumah Kara."
"Ngapain?"
"Makan bareng, Zico sama Nathan juga ada kok," jawab Kara.
"Oh iya ajak Vany juga ya Al."
"Iya yaudah nanti aku datang."
"Bener ya? Kalau gak datang aku dobrak pintu rumah kamu!" Ancam Kara
Alan terkekeh." Emang berani?"
"Hehe nggak sih, nanti di jewer bunda. Yaudah deh, jangan lupa datang ya."
"Iya, bye."
"Bye."
Arvin menerima handphone yang disodorkan Kara. "Yaudah ayo kebawah."
Kara mengangkat kedua tangannya. Arvin yang tahu kode tersebut langsung berbalik memunggungi, sedikit merendahkan tubuhnya. Tangan Kara melingkari leher Arvin dengan tubuh menempel di punggung nya.
Arvin pun keluar dari kamar seraya menggendong Kara.
"Nggak pusing kan?" Tanya Arvin. Ia merasakan kepala Kara menggeleng di pundaknya.
Ia menghela nafas. Entah kemana Revan membawa gadisnya pergi tadi. Alter lain pasti sangat aktif sampai membuat Kara lemas.
Ingatkan Arvin untuk menghajar Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector, Arvin [END]
Teen Fiction[follow sebelum membaca⚠️] "Bagaimanapun kamu, jangan minta aku untuk pergi. Mereka bagian dari kamu, aku juga akan melindunginya." Karamel bersyukur memiliki sahabat seperti Arvin. Lelaki itu melindunginya, memperhatikannya pun menyayanginya. Bahka...