🌟54 - basket & Keysha🌟

1.6K 129 30
                                    

Jangan lupa vote and comment ya:)Happy reading💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote and comment ya:)
Happy reading
💜

***

Kara mengerjapkan mata, mengernyit ketika menyadari tengah berada di pelukan Arvin. Bukan pertama kali memang, Kara sudah tak kaget.

Ia bangun perlahan, tak ingin membuat Arvin bangun. Di lantai terdapat beberapa mainan yang berantakan. Ia yakin malam tadi Melody muncul.

Setelah mengemas mainan, Kara kembali ke rumah. Mencuci muka, menggosok gigi dan berganti baju kaos dan celana training untuk jogging di komplek nya. Setelah selesai dengan itu semua, ia keluar rumah mulai berjalan.

"Morning Kara."

Kara menoleh, lalu tersenyum lebar. "Bonjour, Alan."

Mereka terkekeh seraya Kara mendekat ke pekarangan rumah Alan. "Mau jogging?" Kara mengangguk. "Ikut yuk!" Seru Kara.

Alan hendak mengiyakan ajakan Kara sebelum maniknya menangkap sosok Arvin di belakang Kara. Arvin meletakkan telunjuknya di depan bibir sambil membuat ekspresi aneh.

Untung saja kali ini Alan peka.

"Gimana? Hayuk lah!"

Alan tersenyum tipis. "Mm, maaf aku gak bisa temanin kamu. Aku udah janji sama bunda mau antar dia belanja."

Kara memainkan bibirnya seraya mengangguk kecil.

"Yaudah deh."

Alan tersenyum. "Aku masuk ya," ujarnya.

Kara membalikkan badannya, sedikit tersentak karena menemukan keberadaan Arvin yang tengah menyengir menatapnya.

"Dih."

Kara mengabaikan Arvin dan lanjut berlari kecil di jalanan komplek. Kara menoleh ketika Arvin menyusul berlari beriringan dengannya.

"Yang ngambek gak di ajak liburan."

Kara tetap tak menggubris.

Arvin memberhentikan langkahnya, berkacak pinggang seraya memainkan lidahnya, memutar otak untuk membujuk Kara. Gadis itu tak biasanya susah di bujuk begini.

"Yang gak ngambek gue ajak main basket!" Pekiknya.

Dan Yap!

Arvin menyeringai saat melihat Kara berhenti berlari. Ia melangkah mendekat ke arah Kara dengan tangan di saku.

Kara berbalik menghadap Arvin, mengerjapkan matanya dengan polos. "Boleh?"

Arvin memajukan wajahnya mendekat ke wajah Kara. "Gak! Cuman di bolehkan untuk orang yang gak ngambek."

"Gue gak ngambek kok!"

Arvin tersenyum mengejek. "Masa?"

Kara mengangguk semangat.

My Protector, Arvin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang