NVJ Part 15

652 90 2
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)







Dimalam harinya, Semua keadaan sudah kembali kondusif seperti semula. Tidak ada lagi yang mengungkit-ungkit masalah yang terjadi tadi siang.

Selain karena takut di beri hukum karena telah berghibah ria dia lingkungan pesantren, mereka juga takut dosa.

Setelah Sholat Maghrib, seluruh santri dan santriwati tengah sibuk mempersiapkan diri dan peralatan mengaji untuk mengaji di kelasnya masing-masing.

Begitu pula dengan NANAS, kini kelima gadis itu sudah duduk di aula menunggu seseorang yang akan mengajar mereka.

"Lo gak ke ndalem, Ci?" Tanya Ana.

Suci menggeleng. Dari kejadian tadi sore Suci bener-bener belum bicara sedikit pun dengan mereka, jika di tanya hanya menjawab dengan anggukan atau gelengan.

"Loh, bukannya mulai kemaren Lo ngaji nya di ndalem, ya?" Tanya Nabila ikut menimpali.

Lagi-lagi Suci hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Assalamualaikum." Ucap dua orang pemuda dari depan pintu aula.

"Wa'alaikumsalam." Jawab NANAS kecuali Suci, yang hanya menjawab lewat hati.

Kedua pria yang tak lain adalah Azzam dan mirza, mereka langsung duduk di tempat masing-masing.

Mirza melirik ke arah Suci yang juga menatapnya,

"Kalian baca-baca dulu, saya kesana sebentar, nanti saya kesini lagi." Ujar Mirza langsung melangkah pergi dari hadapan kedua orang itu.

Hal itu Membuat Arvi dan Nabila menyerit bingung. Ia melihat ke setiap langkah Mirza yang menuju ke arah Suci.

"Kok ke Suci?" Tanya Arvi entah pada siapa.

"Diem aja dulu, kita liatin aja." Ucap Nabila di angguki Arvi.

"Ci," panggil Mirza.

Suci diam tidak menjawab. Mirza duduk di hadapan Suci di batasi meja.

"Keadaan kamu gimana, baik?" Tanya Mirza. Suci hanya membalas dengan anggukan. "Maaf ya?" Ucap Mirza tulus.

Suci mengangguk lagi.

"Kamu marah?" Tanya Mirza.

Suci terdiam sebentar, selanjutnya ia menggeleng.

"Kenapa diam aja dari tadi?" Tanya Mirza lagi.

Suci menghembuskan nafasnya kasar Sebelum bertanya. "Lo gimana?" Tanya Suci.

Mirza tersenyum mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Suci. " Alhamdulillah Aku baik," Jawab Mirza.

"Hukuman lo, apa?"

"Cuma bantuin santri yang piket selama dua minggu." Tutur Mirza membuat Suci menatapnya tak percaya.

Membantu santri yang piket selama dua Minggu? Bukankah itu melelahkan?

"Kok mau?"

Mirza tersenyum lagi,  "Kalo ini bukan area pesantren, aku cium kamu." Ujar Mirza terkekeh, membuat Suci cemberut.

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang