NVJ Part 28

566 86 19
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧


     (Tandai kalo ada typo!)










"Kamu suka jambu?" Tanya si pemuda yang langsung diangguki Suci.

"Kalo aku Suka kamu."

"HAH?"

Kedua insan yang tengah saling berbincang itu di kejutkan dengan pekikan seorang gadis yang tiba-tiba datang dari arah belakang Suci.

"Astaga! L-lo, L-lo suka sama Suci?" Pekik Arvi.

Suci memutar bola matanya malas, kenapa anak ini harus muncul disaat-saat seperti ini? Ah, kan jadi salah paham.

"Ada apa?" Tanya Suci pada Arvi.

Arvi tak menanggapi pertanyaan Suci. Dia malah berjalan melewati Suci dan berdiri di depan pemuda itu pas. Sedangkan pemuda tersebut sedikit mundur untuk memberi jarak. Ah, janga lupakan dia yang memalingkan wajahnya.

"Gue nggak pernah liat Lo, Lo siapa? Kenapa Lo bisa suka sama Suci?" Tanya Arvi memandang wajah pemuda tampan tersebut dengan seksama.

"Saya Nazriel Al Raif Dzuhairi." Kata pemuda tersebut memperkenalkan dirinya sambil tersenyum simpul.

Kening Arvi berkerut, "Lo mondok disini?"

Pemuda bernama Nazriel tersebut mengangguk, "Iya."

"Tapi kok gue nggak pernah liat Lo? Lo kelas berapa?"

"Saya sudah kuliah. Saya kuliah di Universitas Islam di dekat sini. Wajar sih jika kalian tidak pernah melihat saya, karena saya jarang pulang ke mondok. Mungkin hanya tiga kali dalam seminggu. Dan itupun, saya hanya sebentar Disini."

"Anjir anak kuliahan!" Umpat Arvi. "Katanya mondok, tapi kok cuma tiga kali di sini?" Mulai deh sifat kepo nya kumat.

"Saya sudah lulus. Tapi saya masih sering ikut mengaji kitab kuning. Jadi, Abah memperbolehkan saya untuk datang seminggu tiga kali."

"Oooh.... Terus, Lo tinggal di asrama kampus gitu kalo nggak ke pondok?"

"Iya."

"Terus kal--"

"Vi," Potong Suci cepat.

Dia memperingati Arvi jika tidak terlalu kepo dengan hidup orang lain. Apalagi, orang yang baru dia kenal.

"Oke-oke sorry kalo gue banyak tanya. Sekarang, gue ke intinya aja. Lo, serius suka sama Suci?"

"Arvi."

Arvi merasa bodoamat mendengar Suci memanggilnya dengan nada geram. Fokusnya, hanya menatap satu objek di depan nya. Yaitu, Nazriel.

Meskipun Nazriel tampan, tapi entah kenapa, dia malah berfikir jika Mirza tetap yang paling tampan. Ah, kenapa dia jadi memikirkan itu .

Dengan cepat Nazriel mengangguk, "Iya. Entah raaa suka karena kagum, atau karna hal lain. Saya belum bisa memastikan nya."

"Ck, masa gitu doang nggak bisa dipastikan sih!" Decak nya kesal.

"Lo kagum sama gue? Emangnya hal apa yang buat Lo bisa kagum sama gue? Perasaan, nggak ada hal apapun yang patut orang kagumi dari gue." Ujar Suci.

Nazriel menoleh sekilas pada Suci. Saat dia menatap Suci, Suci memalingkan wajahnya. Hal itu membuat Nazriel mengembangkan senyumnya.

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang