NVJ Part 37

608 101 25
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)







Dua orang insan berbeda jenis kelamin terduduk di atas panggung. Di depan mereka sudah tersedia meja yang diatasnya terdapat Al-Qur'an yang terbuka.

Kedua manusia yang berstatus suami-istri terlihat bersahut-sahutan membaca ayat demi ayat tersebut dengan suara yang terdengar nyaman di telinga.

Hampir lima belas menit mereka di atas panggung, sebelum akhirnya selesai. Mereka mengucapkan salam dan turun dari panggung diiringi oleh tepuk tangan yang meriah.

"Huh, lega." Lirih Suci yang masih bisa di dengar oleh Azzam. "Gue ke temen-temen gue dulu, ya? Bye!"

Azzam hanya mengangguk sambil memperhatikan Suci yang berjalan menuju ke arah teman-temannya yang setia menunggu di barisan belakang bangku penonton.

"Zam!" Panggil Jidan sambil menepuk pundaknya.

"Astaghfirullahal'adzim..." Gumamnya karena terkejut. Jidan menyengir karena merasa bersalah.

"Assalamualaikum," sindir Azzam.

"Wa'alaikumsalam..." Jawab Jidan dan ketiga temannya yang lain yang baru saja datang.

"Gimana Za, lega?" Tanya Uky.

Azzam mengangguk pelan, "Alhamdulillah , Lega."

"Alhamdulillah...." Seru mereka.

Mereka berlima berjalan membungkuk saat melewati beberapa tamu untuk sampai di kursi penonton barisan kedua dari belakang.

Setelah mendudukkan dirinya di kursi plastik, pandangan Azzam langsung mengarah pada ke kursi dimana NANAS berada. Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman saat melihat senyum manis milik gadis yang dia cintai.

"Nggak usah diliatin terus kali, Zam. Nggak bakal hilang juga, kok." Ledek Bagus saat menyadari kemana arah tatapan Azzam.

Uky mengangguk, "Lagian dia udah jadi milik sampean, nggak perlu khawatir."

"Selagi dia belum mencintai dan menerima pernikahan ini dengan tulus, aku masih khawatir jika dia tiba-tiba pergi dari hidupku."

Alis Uky terangkat satu, dia berfikir apa sekhawatir itu? Tapi kenapa?

"Sekhawatir itu sampean?" Tanya Uky yang langsung diangguki Azzam tanpa ragu.

"Memangnya, perasaan sampean kepada Suci seperti apa? Kenapa sampean harus khawatir dengan hubungan baru ini?"

Bukannya menjawab pertanyaan Yang dilontarkan oleh Uky, Azzam malah menyeletuk perkataan yang membuat Uky berdecak kesal.

"Suci cantik, ya? Kalo senyum manis banget." Celetuk Azzam sambil tersenyum malu-malu.

"Kita itu lagi tanya tentang perasaan sampean yang sebenarnya, Zam! Bukan wujud orangnya!"

"Saya kan cuma ngomong apa adanya. Suci cantik banget sekarang. Apalagi pas tadi baca Al-Qur'an, Masya Allah aura Cantik nya terpancar banget."

Setelah mengatakan itu, wajah Azzam memerah padam. Dia meraih buku yang ada di genggaman Uky untuk menutupi wajahnya yang merah padam.

"Argh... Kenapa Suci selalu buat aku melting!"

"Astaghfirullahal'adzim, istighfar zam! Istighfar!"

*****

Setelah selesai perlombaan Qiroatul Qur'an, para santri langsung berbondong-bondong untuk pergi ke ruang makan khusus santri dan santriwati. Ada juga yang lebih memilih mandi agar nanti tidak mengantri terlalu panjang.

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang