NVJ Part 6

956 115 2
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)








Sosok pemuda tampan tengah berjalan menuju UKA.  Pemuda tampan tersebut tak lain adalah Mirza. Mirza berniat mengambil kotak P3K sesuai apa yang tadi ustadz nya suruh.

Saat Mirza hendak masuk ke UKA, dia melihat tiga santriwati dari jendela UKA. menurutnya, santriwati itu tidak asing, mereka sedang duduk di kasur UKA dengan sedikit mengobrol.

Awalnya ia ragu untuk masuk, karna ia tahu, pasti akan ada sedikit masalah jika ia masuk. Tapi segera ia menepis prasangka buruk itu, ia tidak mau bersu'uzon. Maka dari itu, ia memutuskan untuk masuk saja.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat tiga gadis yang ada di dalam UKA mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

"Assalamu'alaikum." Ucap Mirza seraya masuk tanpa melihat ke arah tiga gadis yang sedang menatapnya sinis. oh tidak! Lebih tepatnya 1 gadis. tapi, Mirza tidak mengetahuinya dan lebih memilih tetap berjalan menuju lemari obat.

"Wa'alaikum salam." Jawab mereka cuek.

"Heh, Lo!!" Pekik Arvi.

Ya, ketiga gadis itu adalah Nabila, Ana dan arvi.

Merasa ucapannya tidak di respon Arvi menjadi tambah kesal.

"Woy! Lo budek, ya?! Apa bisu?" Ucapnya dengan nada membentak.

Sedangkan Mirza merasa bodo amat. dia terus memeriksa kotak p3k yang ternyata masih ada beberapa obat yang kurang di dalamnya dan mengharuskan ia mencarinya,

"Ihhhh... kesel deh..." Kata Arvi dengan menyilang kan kedua tangannya di depan dada dan Bibir yang mengerucut.

"Udah lah Vi, dia tuh budek kali, biarin aja!" Ucap Ana kesal. Bukan kesal karena Arvi yang di cuekin. Melainkan kesal karena Arvi berteriak di dekat telinganya.

"Lagian, ngapain sih Lo manggilin dia? kurang kerjaan banget!" Lanjutnya dengan nada tak suka.

"Tau nih, eror kali abis jatoh." Timpal Nabila. "Oh... gue tauu, atau jangan-jangan Lo suka lagi sama dia?" Lanjutnya sambil memicingkan matanya .

Arvi melotot saat Nabila menunduhnya, "Apaan sih Najis bener. Denger ya Lo berdua, selera gue tuh tinggi kali.... jadi sorry-sorry aja ni yeeee, modelan kek dia gini tuh, bukan level gue." Ucapnya dengan nada meremehkan.

"Selera tinggi apaan? Orang Miko si cupu dan miskin itu aja Lo terima kan, pas dia nembak Lo? dih, Najis bener!" kata Ana dengan nada santainya tapi terkesan pedas.

"Nggak habis pikir gue.." Ujar Nabila geleng-geleng kepala.

"Waktu itu gue masih polos kali. Jadi gue nggak tega kalo nolak dia." Alibinya

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang