Happy reading all 🥰
Jangan lupa vote + comen ✨
Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧
(Tandai kalo ada typo!)
Jidan berjalan menghampiri Ibunya yang tengah mengobrol dengan adiknya.
"Ibu!" Panggil Jidan membuat Ibunya menoleh.
"Ada apa Mas?" Tanya Ibunya.
"Boleh ngobrol sebentar?"
"Lama juga ndak papa. Mau ngobrol apa emang?" Tanya Ibu nya.
Jidan menoleh kepada laki-laki nya. Adik laki-lakinya yang paham langsung pamit pergi.
"Bu, menurut Ibu, Istri Jidan itu seperti apa?"
Ibunya Langsung mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan yang di lontarkan putra pertamanya itu.
"Jangan bilang kamu nyesel milih istrimu? Tak jewer kamu!" Geram Ibu Jidan.
Jidan langsung gelagapan. "Bukan bu, bukan. Astaghfirullah... Jidan cuma nanya pendapat ibu doang kok."
"Oalah kirain, awas aja kalo iya. Tak usir dari rumah kamu!"
Jidan mengelus dadanya sambil beristigfar.
"Ibu belum banyak ngobrol sih sama istrimu. Tapi dari yang ibu lihat, Nduk Nabila orangnya Baik, Cantik, cintanya juga tulus, sayang juga sama keluarga. Kenapa emangnya, Mas?"
"Kalau misalnya sifat asli Nabila terlihat bagaimana?"
"Maksud kamu?"
"Bu, Nabila merasa insecure dengan cara ibu berbicara dan bertindak. Ibu terlihat anggun dan sangat menjunjung tinggi sopan santun. Dan Nabila merasa insecure, dan ingin merubah diri, Bu."
"Ibu, kalau seandainya istri Jidan nantinya tidak memenuhi kriteria menantu idaman ibu, Jidan mohon jangan di perlihatkan dengan jelas di depan Nabila. Jidan tidak mau Istri Jidan sakit hati , Bu."
"Jidan juga mohon sama Ibu, kalau misalnya ada kelakuan atau tindakan Nabila yang tidak mengenakkan, Ibu bilang ke Jidan aja ya? Biar Jidan yang tegur dan nasehati Nabila pelan-pelan."
Ibu Jidan terharu mendengar betapa tulusnya anaknya mencintai istrinya sampai memikirkan perasaan hati istrinya. Dia berucap syukur karena Jidan persis dengan ayahnya. Yang selalu hati-hati dan memikirkan perasaan Istrinya.
"Nak, Ibu tidak memiliki kriteria menantu idaman. Yang ibu inginkan dari sosok menantu untuk anak-anaknya adalah sosok perempuan yang baik, yang tulus mencintai suami dan keluarganya, dan yang mampu menjaga nama baik suami dan keluarga besar. Menurut ibu, Itu saja sudah cukup." Kata Ibu Jidan sambil mengelus lembut pipi sang anak yang lebih tinggi dari dirinya.
"Ibu tau rasanya di marahi mertua itu seperti apa, jadi ibu tidak mau jika menantu ibu merasakan hal yang serupa. Ibu akan menempatkan diri ibu sebagai Ibu kandung Nabila, bukan sebagai mertuanya."
"Ibu tidak mempermasalahkan atau menuntut Nabila untuk menjadi sosok yang anggun dan lemah lembut. Jadi diri sendiri tanpa ada kekangan itu sudah cukup. Ibu hanya ingin melihat Nabila tersenyum lebar tanpa ada paksaan. Tapi kalau Nabila seidkit melenceng dari jalur, kita akan perbaiki bersama-sama."
Jidan mengangguk dengan air mata yang entah sejak kapan sudah menetes. Dia langsung memeluk ibunya dengan erat.
"Terimakasih Bu, Terimakasih telah menerima Istri Jidan tanpa menuntut suatu hal. Jidan janji, Jidan bakal gandeng terus Nabila, untuk selalu melangkah bersama, sampai ke Jannah -Nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
NANAS vs JAMBU (END)
Teen FictionSebuah Perdebatan kecil antara NANAS VS JAMBU, Sebuah nama Geng yang cukup terkenal di kalangan pesantren, JIKA mereka bertemu, pasti ada sajaaa hal yang di ributkan, dari hal kecil maupun yang besar sekalipun. NANAS yang petakilan, usil, gak bisa d...