Happy reading 😍
Saat ini Suci sedang berada di ruang keluarga bersama kakak dan Abang ipar nya. dia sedang mencoba membujuk mereka agar tidak jadi dimasukan ke pondok.
"Bang, bujukin kak aisyi dong... Suci gak mau mondok bang.. Orang di pondok Abi sama umi aja Suci gak betah. apa lagi di pondok orang! Pokoknya Suci gak mau, sucii gak mauuu!!!!!" Rengek suci pada Abang iparnya.
Tiba-tiba dari arah dapur datang lah aisyi yang langsung ikut menimpali omongan Suci. Ah, lebih tepatnya menolak dengan tegas.
"Stop, Ci! Stop! Kamu itu perempuan loh, Ci. tapi kerjaan nya teriak-teriak, terus. Keputusan kakak sudah bulat, tidak bisa di ganggu gugat. Sekarang, cepat masuk kamar Dan beresin semua barang-barang kamu. inget, barang-barang yang sudah sepantasnya kamu pakai" Putus kak aisyi tegas.
Suci menatap kakaknya dengan pandangan yang memelas. Siapa tau kan, kakak nya jadi luluh liat wajahnya.
"Aku udah nyaman hidup kayak gini, kak. Pleasee aku nggak mau masuk pesantren."
Kak Asiyi mendudukkan pantatnya di samping suaminya yang berhadapan langsung dengan sang adik yang tengah menatapnya dengan tatapan memohon.
"Inget, CI. Kamu itu anak kiyai, Ci. Ki.ya.i. tapi kelakuan nya malah kaya anaknya preman." Ucap kak aisyi menekan kata 'kiyai'
Suci memutar bola matanya jengah mendengar penuturan sang kakak yang terkesan kuno menurutnya.
Gaya dia itu bukan gaya preman, tapi badgirl. Gaya yang lagi traine. Eh ini malah di bilang gaya preman.
"Aku nggak mau!"
Helaan nafas berat terdengar di Indra pendengaran Suci. Ternyata Asiyi yang menghela nafas. "Mana Suci yang dulu, mana Suci yang baik, yang sopan, yang pintar, Sholeha, dan penurut? Mana Ci, mana?" Tanya kak aisyi sambil menatap Suci sendu.
"Suci yang dulu udah mati!" kata suci tegas sambil menatap dingin wajah sang kakak.
"Kalo udah mati, kakak bakal hidupin suci dengan sifat yang seperti dulu lagi, dengan Cara masuk pesantren."
Mata Suci membola seketika. Dengan cepat, dia menolak tegas keputusan Aisyi.
"Big no, sister!"
"Kamu nggak bisa nolak lagi. Karena kakak nggak menerima penolakan dalam bentuk apapun! lagian pondokan itu punya sahabat Abi kok, kamu tenang aja,"
Kalau Suci menolak Aisyi dengan tegas. Maka, Aisyi jauh lebih tegas.
"Kaaak.."
"Kamu masuk kesana satu tahun doang. tapi kalo kamu gak berubah, terpaksa kakak harus masukin kamu tiga tahun. Dan kalo kamu gak mau, Kakak laporin ke Abi sama umi, soal 'itu' gimana?" Tanya nya disertai dengan ancaman.
Suci memandang sang kakak dengan tatapan datar. Jika sudah menyangkut itu dirinya kalah.
"Okey, Fine. Suci mau. tapi, cuma 1 tahun aja gak lebih. cuma sampai Suci lulus SMA doang."
Aisyi tersenyum puas mendengar jawaban sang adek. Sepertinya dia sudah tau apa kelemahan adiknya.
"No problem. Tapi kalo kamu gak berubah dan coba-coba kabur, kakak tambahin dan Kakak terpaksa bilang ke Abi sama umi. Paham?" Ancam Aisyi lagi
"HM." Suci hanya berdehem sebagai Jawaban. Lihat saja raut terpaksa yang terpampang jelas diwajahnya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
NANAS vs JAMBU (END)
Teen FictionSebuah Perdebatan kecil antara NANAS VS JAMBU, Sebuah nama Geng yang cukup terkenal di kalangan pesantren, JIKA mereka bertemu, pasti ada sajaaa hal yang di ributkan, dari hal kecil maupun yang besar sekalipun. NANAS yang petakilan, usil, gak bisa d...