Happy reading all 🥰
Jangan lupa vote + comen ✨
Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧
(Tandai kalo ada typo!)
Mati-matian gue ngilangin ego gue buat nyapa Dia cuma karena gue rindu. Eh, dianya malah ngebuat gue terlihat bodoh dengan tidak sedikitpun peduli sama gue. Miris.
~Nabila Putri Zayba ~
Tok,tok,tok
Suara ketukan pintu yang diketuk lumayan keras dan berulang-ulang, membuat seseorang yang sedang bergelut dengan selimutnya berdecak kesal.
Dia membuka selimutnya kasar dan langsung turun dari ranjangnya, dia menyambar jilbabnya lalu di pakai.
Ceklek
Gadis tersebut membuka pintu dengan wajah kesalnya, dia melihat punggung tegap seseorang yang dia pikir adalah suaminya.
"Lo kan bisa sih langsung masuk aja. Kenapa har-,Jidan?!"
Gadis tersebut terkejut saat pemuda yang ia pikir suaminya itu membalikkan badannya. Ternyata bukan suaminya, melainkan sahabat suaminya, Jidan.
Jidan menunduk sambil tersenyum tipis. "Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumsalam."
"Lo nyari Azzam? Azzam nggak ada, katanya sih tadi pergi ke koperasi. Tapi nggak tau tuh belum balik-balik." Tanya Suci sekaligus menjelaskan tentang keberadaan Azzam.
Jidan menggeleng, "Bukan. Saya nyari kamu." Katanya.
Alisnya berkerut, "Gue?" Tanya Suci menunjuk dirinya sendiri.
Jidan mengangguk.
"Ada apa?" Tanya Suci sambil menyenderkan tubuhnya pada pintu kamar yang tadi dia sempat tutup kembali.
"Saya ingin bicara sama sampean (kamu), boleh?"
"Boleh-boleh aja sih. Eh, tapi kalo ngomong sama gue pake aku-kamu atau gue-lo aja. Gak usah terlalu formal sama gue, santai aja."
"Ndak sopan, Ning. Sampean kan sudah menjadi istri Guz saya. Dan lagi, aslinya sampean juga seorang Ning toh? Saya sebagai santri biasa takut su'ul adab."
Gadis yang tak lain adalah Suci itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sudah lama dia tidak mendapat panggilan itu lagi. Saat mendengar ada orang yang memanggilnya Ning, rasanya menjadi aneh.
"Em, udah lah Jid, santai aja. Anggap aja gue kaya Azzam sama, Sama-sama sahabat Lo. Lo manggil Azzam nama, gue juga panggil Lo nama."
Jidan tersenyum masam dan mengangguk pasrah.
"Oh ya, Lo mau ngomong apa?" Tanya Suci.
"Em, boleh nggak kalo ngomong nya di taman aja. Kalo disini nggak enak. Lagian di taman ada Uky." Tanya Jidan.
Suci mengangguk santai.
"Ya sudah aku jalan duluan, nanti kamu menyusul." Suci hanya merespon dengan anggukan.
Setelah melihat Jidan berjalan agak jauh, Suci mari menyusul Jidan. Dia bersenandung kecil sambil menuruni tangga. Dia sempat melihat Mirza yang tengah melengos saat melihat dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANAS vs JAMBU (END)
Fiksi RemajaSebuah Perdebatan kecil antara NANAS VS JAMBU, Sebuah nama Geng yang cukup terkenal di kalangan pesantren, JIKA mereka bertemu, pasti ada sajaaa hal yang di ributkan, dari hal kecil maupun yang besar sekalipun. NANAS yang petakilan, usil, gak bisa d...