NVJ Part 46

614 101 23
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)












"Bagaimana keadaan kamu? apa sudah lebih baik?"

Pertanyaan yang di lontarkan oleh pemuda tampan yang sudah memiliki dua orang anak itu, membuat hati seorang gadis yang tengah terbaring di tempat tidurnya, sedikit menghangat.

"Setelah di pijat, semuanya terasa membaik." Jawabnya.

"Termasuk luka di hatimu?" Tebaknya.

Gadis tersebut terkekeh kecil, "Tidak ada luka di hati yang akan sembuh secepat ini, Mas."

Pemuda yang dipanggil 'Mas' itu mengangguk setuju.

"Lagi pula, bukannya semua kesalahpahaman ini belum berakhir?"

"Seharusnya sudah. Tapi ada beberapa pihak yang tetap kekeh dengan pendiriannya." Desis pemuda yang tak lain adalah Faiz.

Gadis yang tak lain adalah Suci menghela nafas pelan, "Aku sudah menebak semua ini akan terjadi. Pikiran ku, tentang aku yang bukan anak kandung mereka, jadi lebih besar."

"Dek,"

"Tidak apa bukan, jika aku meragukan kebenaran itu?" Tanyanya menatap Faiz dengan mata yang menyiratkan luka yang mendalam.

"Tentu saja Salah. Kamu meragukan sesuatu yang sudah jelas kebenarannya."

"Tapi dari segi pandangku, semuanya tampak abu-abu. Bukan kejelasan yang ada, melainkan keraguan yang tercipta." Kata Suci cepat. "Mereka lebih menyayangi Sekar dan Sherly dibandingkan aku. Bahkan, Mas Firza saja juga seperti itu. Mas Firza lebih menyayangi Sherly daripada aku. D-dia, bahkan tidak perduli padaku. Semua yang aku lakukan, menurut dia adalah sebuah kesalahan."

"Tapi tidak baik jika kamu mengatakan itu semua, dek."

"On iya, Kak Aisyi mana?" Tanya Suci mengalihkan pembicaraan.

"Zaver ingin membeli sesuatu di supermarket ، jadi Aisyi menemaninya."

"Oooh...."

"Kamu mau makan sesuatu? Biar nanti Mas ambilkan." Tanya Faiz sembari menatap wajah Suci yang tengah menatap lurus ke arah lemari.

Suci menggeleng pelan, "Lagi nggak pengen makan apa-apa." Katanya.

"Mau keluar nggak, liat lomba?" Tawar Faiz.

Suci terdiam sebentar sebelum akhirnya mengangguk, "Boleh."

"Ayok, sini Mas bantu." Kata Faiz sambil berdiri membantu Suci.

"Aku bisa jalan sendiri kok, Mas." Katanya.

"Yang bener?"

Suci mengangguk, "Iya."

Terpaksa Faiz menyanggupi. Mereka berjalan beriringan menuju tempat perlombaan yang diadakan di lapangan pesantren.

Dari kejauhan, Keduanya dan melihat banyaknya santri dari berbagai pesantren tengah duduk menyaksikan perlombaan yang terlihat sangat seru.

"Azzam di depan, kita ke depan aja." Kata Faiz yang langsung di angguki Suci.

Azzam yang melihat Suci berjalan menghampirinya langsung tersenyum, "Hay Dewi." Sapanya.

Mendengar nama perempuan lain yang keluar dari mulut suaminya, membuat Suci melotot kan matanya," Dewi siapa anjir? Lo selingkuh, huh?"

Azzam gelagapan karena Istrinya salah paham, "Enggak."

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang