NVJ Part 44

570 98 30
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)




Double update!










Seorang gadis cantik tengah berdecak kesal lantaran dirinya tengah berdiri di tempat yang dia sendiri tidak tau dimana. Niat hati ingin sekedar berkeliling kampung, eh malah nyasar.

Berulang kali dia menyeka keringatnya yang bercucuran. Dia lupa membawa uang, jadi dia tidak bisa memesan ojek.

Ah, sebenarnya dia juga tidak mau naik ojek. Dia kurang percaya dengan ojek.

"Apa gue udah keluar desa, ya?" Tanyanya entah pada siapa. "Kalo iya gawat sih ini."

"CK, pake melamun segala sih tadi." Kesalnya pada diri sendiri.

"Sekarang, gue harus gimana coba? Aaaah.... Kesel bangeeeet!!!"

Kakinya ia hentak-hentakan dengan wajah yang di tekuk kesal.

Tin, tin

Gadis tersebut berdecak sambil menoleh kepada pengendara motor yang sedari tadi membunyikan klakson motornya.

"Berisik!"

Pengendara motor tersebut membuka helmnya dan menampilkan senyum bodoh yang membuat Nur semakin kesal.

"Sampean sedang apa disini?" Tanya Pengendara motor yang tak lain adalah Bagus.

"Tiduran!" Ketus Nur. "Ya Berdiri laaaah...."

Bagus terkikik geli.

"Kamu sendirian disini?"

"Menurut Lo??"

Bagus mengangguk, "Jauh banget Lo ini dari pondok. Kamu nggak nyasar, Kan?"

Nur gelagapan. Dia takut di kira bodoh karena tidak pandai mengingat jalan yang tadi dia lewati.

"Ya enggak laaah."

Bagus mengangguk - anggukan kepalanya seolah paham. "Yaudah, kalo gitu aku duluan ya?"

"Eh, eh, eh, Lo mau kemana?" Tanya Nur cepat sebelum Bagus pergi menggunakan sepeda motor nya.

"Ke Pasar. Kenapa?"

"Ngapain?" Tanyanya.

"Mau beli baju. Soalnya kemaren cuma bawa empat baju. Dan baru di cuci tadi. Takut nggak kering, jadi beli baju aja buat jaga-jaga."

"Oooh... Gue ikut dong."

Bagus mengangkat sebelah alisnya, "Ke Pasar?" Nur mengangguk. "Kamu mau beli baju juga?",

Nur menggeleng, "Enggak. Gue nggak bawa duit. Lagian, gue cuma mau lihat-lihat doang."

"Boleh sih... Tap--",

Belum selesai Bagus berbicara, Nur sudah naik ke atas motor membuat Bagus beristighfar.

"Kenapa sih? Nggak suka Lo, kalo gue naik sini?"

"B-bukan begitu Ukhty... Hanya saja, tidak ada sekat yang membatasi kita. Saya takut malah akan terjadi sentuhan."

"Halah bilang aja Lo nggak mau dekat-dekat gue 'kan?" Simpul Nur. "Tenang aja, Gue duduknya agak jauhan kok."

Bagus menghela nafas pelan saat Nur sedikit menjauh beberapa centi dari tubuhnya.

"Gue udah di pucuk. Puas?"  Kesalnya.

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang