NVJ Part 11

640 109 3
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)





Keempat gadis cantik tengah duduk lesehan di sebuah rofftof dengan tubuh yang menempel di dinding. Pandangan keempat gadis tersebut lurus kedepan menatap pemandangan indah yang tersaji di depannya.

Kejadian beberapa detik yang lalu membuat mereka terduduk dan terdiam tanpa mengucapkan satu kata pun. Mereka hanya saling bersaut-sautan lewat helaan nafas yang terdengar kasar.

"Apa kita gak terlalu kasar tadi?" Tanyanya Ana lirih.

Hening

Semua menatap Ana dengan pandangan yang sulit di artikan.

Hufff!!

"Gue rasa sih enggak," Ucap Suci datar. kali ini atensi mereka menatap Suci.

"Gue pikir juga gitu, lagian dia juga perlu di gertak sedikit." Jawab Nur datar tapi terkesan santai.

"Tapi ini gak sesuai dengan apa yang kita rencanain, Nur!" Sergas Ana tak terima.

"Hoamm... Udah deh Na, gue rasa ini udah pas kok!" Timpal Nabila sambil menguap.

"Terserah kalian lah. Tapi, kalo ada apa-apa sama si anak mami, gue gak ijut tanggung jawab!" Ujar Ana.

"Hm, udah yok kebawah. Kita liat Gimana kondisinya." Ajak Suci di angguki yang lain.

Mereka semua berjalan menuruni anak tangga satu persatu dan melewati beberapa koridor asrama putri.

"Gue rasa dia gak ada di kamar, mungkin ke kelas." Ucap Ana setelah melihat pintu kamarnya yang masih tertutup seperti semula.

Mereka langsung berjalan menuju kelasnya, saat melewati kaca di ruang kelasnya, mereka melihat Arvi yang duduk di kursi belakang Sambil menidurkan kepalanya di meja.

"Dia kan duduk sama Lo, Nur. gimana coba?" Tanya Ana pada Nur.

Nur menoleh lagi ke arah arvi. Ternyata benar. Dia lupa akan fakta ini. "Lah iya-yah, baru nyadar gue." Ucap Nur sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Santai." Setelah mengatakan itu, Suci langsung bergegas masuk kedalam.

Saat mereka masuk, atensi semua murid menatapnya sekilas kecuali Arvi yang masih setia menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan.

Suci mengambil tas yang berada di samping Mirza, membuat Mirza mengerutkan keningnya.

"Mau Kemana?" Tanyanya yang di hiraukan Suci.

Suci dan yang lainnya melangkah ke arah meja belakang.

Brak

Suara gebrakan meja mengalihkan kegiatan mereka untuk sekedar menoleh ke arah Suci dengan pandang heran. Apalagi sang empu yang punya meja pun kaget, dan langsung mengangkat keplanya.

"S-suci." Cicitnya lirih.

Lihat lah sekarang, keadaannya benar-benar kacau, jilbab yang lusuh, mata sembab, hidung dan muka merah. Ya ampun..

'sebenernya gue gak tega Vi liat Lo kaya gini.' batin NANAS min- arvi.

"Pindah Lo!" Ucap Suci dingin.

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang