NVJ Part 35

652 102 31
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧


     (Tandai kalo ada typo!)









Hening, Dingin, dan Tegang.
Tiga kata yang mampu menggambarkan suasana kali ini. Suasana yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka yang tengah duduk di ruang keluarga.

Bunyian detik jam yang menempel di dinding, menjadi satu-satunya suara di ruangan tersebut. Sebelum akhirnya suara langkah kaki yang saling bersautan, masuk ke Indra pendengaran mereka.

Kedatangan tiga orang sekaligus membuat mereka semua menatap ketiga orang tersebut.

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalam."

"Duduk, Zal." Kata Abi Mirza mempersilahkan duduk Rizal a.ka Abi Azzam.

Rizal, Wulan, dan Azzura langsung duduk di sofa ruang Keluarga yang berhadapan langsung dengan Umi dan Abi Mirza.

"Sebenarnya ada apa Ini, Riz?" Tanya Rizal.

"Seperti yang sudah saya katakan di telefon tadi, bahwasanya, Azzam, Anak mu telah berbuat zina."

Rizal menoleh kepada Sanga Anak yang kini tengah menundukkan kepalanya. "Apa itu benar, Leh?"

Azzam menggeleng, "I-itu salah paham, Bi."

Rizal menoleh kepada Hariz untuk kembali bertanya, namun, Hariz lebih dulu menyerobot.

"Meskipun begitu, apa tanggapan orang lain yang melihat akan sesuai dengan kenyataannya?" Ujar Hariz. "Bukankan orang lebih senang menyalahkan daripada mengetahui kebenarannya?"

Rizal hanya diam tanpa merespon.

"Bukan hanya saya dan Firza yang melihatnya. Namun, beberapa santri juga melihat kejadian tersebut."

"Jadi, masalah ini saya akan kembalikan kepadamu sebagai Orangtua Azzam sekaligus Ustadz dari gadis tersebut." Hariz menatap gadis yang tengah duduk dengan tenang. Gadis yang masih setia mengenakan masker dan kacamata.

Pandangan Rizal dan Wulan menatap Azzam dan Suci bergantian. Mereka cukup terkejut dengan fakta tersebut.

Rizal menghela nafas berat sebelum mengucapkan keputusan yang mempertaruhkan masa depan kedua anak muda tersebut.

"Baik, sesuai hukum yang ada, mereka harus menikah."

Deg

Azzam dan Suci kompak mendongak menatap Rizal. Jantung keduanya berdetak dengan cepat.

"Buya?" Lirih Azzam tak percaya.

Rizal menatap anaknya, "Jadilah lelaki yang bertanggungjawab, Leh."

Azzam melirik Suci yang kini sudah kembali menundukkan kepalanya. Apa yang harus dia jawab sekarang?

"Apa Azzam boleh berbicara dengannya, Buya?"

Rizal mengangguk. "Ajak Mirza."

******

Seorang pemuda tampan berjalan terburu-buru dengan tangan yang membawa beberapa tumpukan buku dengan ketebalan halaman yang menyepatkan mata.

Saking terburu-buru nya, Pemuda yang  tak lain adalah Uky sampai tidak melihat jika di depannya ada kaya yang membuatnya terjatuh.

Arghh

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang